Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Akan Batasi Kegiatan Masyarakat Jelang Natal dan Tahun Baru

Kompas.com - 17/11/2021, 19:33 WIB
Ade Miranti Karunia,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan memberikan sinyal bahwa pemerintah akan memperketat mobilitas masyarakat jelang Natal dan Tahun Baru.

Hal tersebut ia ungkapkan dalam sambutannya di Webinar Konsistensi Penggunaan QR Code PeduliLindungi untuk perlindungan masyarakat Indonesia secara daring, Rabu (17/11/2021).

Ia mengatakan, kehati-hatian perlu dilakukan sehingga potensi kenaikan mobilitas pada periode Natal dan tahun baru tidak terjadi.

Baca juga: Antisipasi Lonjakan Covid-19 Usai Natal dan Tahun Baru, Bio Farma Amankan Pasokan Obat

"Jika nanti persiapan perayaan Natal dan tahun baru dilakukan tindakan-tindakan oleh pemerintah untuk membatasi kegiatan-kegiatan kita, saya mohon masyarakat paham supaya kuartal I tahun depan kondisi bisa lebih baik," kata Luhut.

Luhut menjelaskan bahwa dalam 10 hari terakhir, jumlah kasus harian nasional  mampu dijaga di bawah kisaran 500 kasus per hari dan angka kematian juga menurun drastis.

"Namun, sekali lagi kita tidak boleh lengah, kita harus tetap hati-hati karena saat ini kasus dunia kembali meningkat," imbuh dia.

Mengenai aplikasi PeduliLindungi, Luhut menuturkan, pada awal penerapannya masih mengalami masalah.

Namun, saat ini, PeduliLindungi telah berkembang sangat pesat penggunanya.

Baca juga: Kemenhub Antisipasi Lonjakan Kasus Covid-19 Saat Libur Natal dan Tahun Baru

"Hanya dalam tiga setengah bulan, Peduli Lindungi telah digunakan lebih dari 170 juta kali dengan penggunaan harian mencapai lebih dari 3 juta kali," ujar Luhut.

Aplikasi besutan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) tersebut juga sudah terintegrasi dengan aplikasi lainnya mulai dari taksi online hingga platform e-commerce.

Tidak hanya itu, Kementerian Kesehatan juga mengintegrasikan Peduli Lindungi dengan berbagai aplikasi yang serupa di negara lainnya.

Menurut Luhut, hal yang paling membanggakan dari aplikasi PeduliLindungi  ini sepenuhnya dibuat dikembangkan oleh anak-anak muda bangsa Indonesia.

"Dengan PeduliLindungi sebagai bagian integral dari strategi penanganan pandemi Covid-19 hingga saat ini kita mampu menjaga kasus tetap pada tingkat yang rendah, meski mobilitas aktivitas masyarakat sudah sangat meningkat tajam," tutur dia.

Baca juga: Cuti Bersama Natal 2021 Dicabut, Ini Daftar Hari Libur Nasional Terbaru

Luhut yang juga Koordinator Penanganan PPKM wilayah Jawa-Bali ini turut mengapresiasi konsistensi penggunaan Peduli Lindungi untuk perlindungan masyarakat Indonesia.

"Kalau saya ibaratkan dengan kondisi perang, dengan Peduli Lindungi kita sudah punya senjata canggih untuk mencegah kasus kembali meningkat," ujar dia.

Namun demikian, senjata yang paling canggih sekalipun tidak akan efektif jika tidak digunakan dengan baik.

Sebab, sekarang ini saja, kata Luhut, kedisiplinan pemakaian aplikasi PeduliLindungi mulai menurun seiring menurunnya jumlah kasus positif. 

"Saya minta kita semua tetap bahu membahu untuk bekerja sama menuntaskan penyelesaian masalah ini dan saya yakin kalau kita semua kompak semua bekerja sama dengan baik semua masalah bisa dapat kita selesaikan," pungkas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com