Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat: Jangan Beri Aura Negatif pada Proses Negosiasi Garuda dengan Lessor

Kompas.com - 18/11/2021, 07:00 WIB
Yohana Artha Uly,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kondisi keuangan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk yang tengah terpuruk terus diupayakan untuk kembali sehat. Hal itu dilakukan dengan mengajukan proposal restrukturisasi kepada lessor dan kreditur.

Pengamat BUMN dari FEB UI Toto Pranoto mengatakan, proses negosiasi dengan lessor dan kreditur menjadi hal yang sangat penting untuk memastikan keberlanjutan bisnis Garuda. Oleh sebab itu, perlu didukung dengan isu-isu yang positif bagi lessor dan kreditur.

"Soal Garuda, itu biarkanlah proses negosiasi dengan seluruh kreditur, terutama lessor itu selesai sampai titik akhir. Jadi istilahnya jangan diberikan aura-aura yang kurang lebih tidak men-support negosiasi yang sedang dijalankan," ujarnya dalam diskusi bertemma 'Likuidasi BUMN dari Aspek Hukum, Bisnis, dan Sosial' di Hotel Le Meridien, Rabu (17/11/2021).

Baca juga: Menurut Pemerintah, Garuda Sudah Bangkrut Secara Teknis

Salah satu isu yang disoroti Toto adalah terkait langkah pemerintah menyiapkan PT Pelita Air Service, anak usaha dari PT Pertamina (Persero) untuk menggantikan Garuda jika proses restrukturisasi dengan para kreditur dan lessor tak berhasil.

Ia menilai, isu itu bisa menimbulkan pertanyaan dari sisi kreditur dan lessor terkait keseriusan pemerintah dalam upaya menyelamatkan Garuda.

"Jadi kalau sekarang negosiasi sedang jalan, janganlah ada berita misalnya 'Oh nanti kalau enggak bisa, yah sudah Pelita Air Service sajalah yang dimunculkan'," kata dia.

"Ini kan negosiasinya belum selesai, tapi kalau ada pendapat Pelita Air Service dimunculkan, krediturnya percaya enggak, istilahnya bahwa kita mau sungguh-sungguh menyelesaikan (masalah) Garuda," lanjut Toto.

Ia pun membandingkan dengan Malaysia Airlines yang juga kondisi keuangannya terpuruk sampai harus melakukan restrukturisasi dengan para kreditur dan lessor. Toto menilai, langkah pemerintah Malaysia dalam mendukung restrukturisasi Malaysia Airlines sudah tepat.

Lantaran, isu yang dikeluarkan untuk para kreditur dan lessor adalah positif, yakni menyatakan pemerintah akan menjamin restrukturisasi maskapai milik negara tersebut.

"Malaysia Airlines juga punya problem yang sama, dituntut oleh banyak krediturnya. Tapi yang bagus, pemerintahnya bilang, 'Kami akan menjamin program restructuring Malaysia Airlines sampai dengan 2025'," kata Toto.

"Sehingga di April tahun ini, negosiasi mereka dengan seluruh kreditur dan lessor itu sudah selesai," lanjutnya.

Dukungan Proses Negosiasi

Oleh sebab itu, Toto menekankan pentingnya untuk memberikan dukungan pada proses negosiasi Garuda dengan kreditur dan lessor agar upaya restrukturisasi pun tidak terhambat oleh isu-isu negatif.

"Kalau beritanya yang relatif negatif, dikhawatirkan bisa menghambat program negosiasi yang sedang dijalankan," pungkasnya.

Baca juga: Ini Upaya Garuda Indonesia Nego Utang dengan Lessor dan Krediturnya

Sebagai informasi, kinerja keuangan Garuda terus tertekan, ditandai dengan pendapatan yang lebih rendah daripada biaya operasional yang dikeluarkan.

Hingga September 2021, Garuda mencatatkan total pendapatan 568 juta dollar AS atau sekitar Rp 8,06 triliun (asumsi kurs Rp 14.200 per dollar AS). Namun, total biaya operasional yang ditanggung mencapai 1,29 miliar dollar AS atau sekitar Rp 18,31 triliun.

Saat ini, secara teknis Garuda pun sudah dalam kondisi bangkrut, tapi belum secara legal. Hal itu karena kondisi keuangan maskapai pelat merah tersebut memiliki ekuitas negatif sebesar 2,8 milliar dollar AS atau sekitar Rp 40 triliun per September 2021.

Artinya, perusahaan memiliki utang yang lebih besar ketimbang asetnya. Saat ini liabilitas atau kewajiban yang harus dibayarkan Garuda mencapai 9,8 miliar dollar AS, sedangkan asetnya hanya sebesar 6,9 miliar dollar AS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com