Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sri Mulyani Waspada, Ada Fenomena Tenaga Kerja Mulai Betah di Rumah

Kompas.com - 18/11/2021, 12:52 WIB
Fika Nurul Ulya,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mulai waspada karena adanya fenomena tenaga kerja yang enggan bekerja dari kantor di negara-negara maju.

Fenomena yang terjadi di AS dan negara maju lainnya ini secara tidak langsung memicu kenaikan inflasi. Permintaan barang yang tinggi tidak dibarengi dengan ketersediaan barang karena tenaga kerja tumbuh melambat.

Baca juga: Sri Mulyani Proyeksi Penerimaan Negara Naik 16,3 Persen, Tembus Rp 1.916 Triliun

"Indonesia harus benar-benar memperhatikan tantangan ini karena ini most likely akan terus continue sampai 2022. Jadi kita tidak boleh nanti memunculkan inflasi yang fully berasal dari suplai," kata Sri Mulyani dalam Kompas100 CEO Forum, Kamis (18/11/2021).

Bendahara negara ini mengungkapkan, fenomena tenaga kerja ini sempat menjadi pembahasan menteri-menteri keuangan dunia dalam beberapa pertemuan tahunan, baik di AS, Roma, hingga Glasgow.

Menteri keuangan dari berbagai negara melihat adanya perlambatan pemulihan tenaga kerja.

Usai pandemi Covid-19, tenaga kerja diindentifikasi menjadi dua kelompok masyarakat, yakni kelompok yang bosan bekerja dari rumah, dan kelompok yang sudah terlampau nyaman bekerja dari rumah sampai tak mau lagi WFO.

Baca juga: Pakaian Impor Kena Bea Masuk, Importir Protes ke Sri Mulyani

"Banyak anak muda yang sekarang mendingan kerja dari garasi rumah orang tua saya without going. Ini fenomena labor yang sangat menarik di negara maju. Kita juga harus liat bagaimana fenomena di antara kita," ucap Sri Mulyani.

Lebih lanjut dia mengungkapkan, fenomena ini terjadi lantaran generasi milenial merasa semua masalah bisa diatasi dengan teknologi. Teknologi yang berkembang pesat saat pandemi mampu meng-cover semua hal sehingga menurunkan mobilitas.

"Ini yang menyebabkan supply side shock, labor komoditas, dan supply disruption, harga naik. Inflasi menjadi salah satu masalah yang sangat pelik karena growth belum terlalu kuat, tapi inflasi sudah pick up terlalu tinggi sehingga menimbulkan dilema dari sisi policy di negara maju," pungkas Sri Mulyani.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KKP Gandeng Kejagung untuk Kawal Implementasi Aturan Tata Kelola Lobster

KKP Gandeng Kejagung untuk Kawal Implementasi Aturan Tata Kelola Lobster

Whats New
Pengusaha Harap Putusan MK soal Pilpres Dapat Ciptakan Iklim Investasi Stabil

Pengusaha Harap Putusan MK soal Pilpres Dapat Ciptakan Iklim Investasi Stabil

Whats New
IHSG dan Rupiah Kompak Menguat di Akhir Sesi 23 April 2024

IHSG dan Rupiah Kompak Menguat di Akhir Sesi 23 April 2024

Whats New
Rupiah Diramal Bisa Kembali Menguat di Bawah Rp 16.000 Tahun Ini

Rupiah Diramal Bisa Kembali Menguat di Bawah Rp 16.000 Tahun Ini

Whats New
Bagaimana Prospek IPO di Indonesia Tahun Ini Usai Pemilu?

Bagaimana Prospek IPO di Indonesia Tahun Ini Usai Pemilu?

Whats New
Harga Makanan Global Diperkirakan Turun, Konsumen Bakal Lega

Harga Makanan Global Diperkirakan Turun, Konsumen Bakal Lega

Whats New
Laba Bersih Astra Agro Lestari Turun 38,8 Persen, Soroti Dampak El Nino

Laba Bersih Astra Agro Lestari Turun 38,8 Persen, Soroti Dampak El Nino

Whats New
Naik, Pemerintah Tetapkan Harga Acuan Batu Bara hingga Emas April 2024

Naik, Pemerintah Tetapkan Harga Acuan Batu Bara hingga Emas April 2024

Whats New
Alasan Mandala Finance Tak Bagi Dividen untuk Tahun Buku 2023

Alasan Mandala Finance Tak Bagi Dividen untuk Tahun Buku 2023

Whats New
Efek Panjang Pandemi, Laba Bersih Mandala Finance Turun 35,78 Persen

Efek Panjang Pandemi, Laba Bersih Mandala Finance Turun 35,78 Persen

Whats New
Heboh soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta, Cek Ketentuannya

Heboh soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta, Cek Ketentuannya

Whats New
KB Bank Targetkan Penyelesaian Perbaikan Kualitas Aset Tahun Ini

KB Bank Targetkan Penyelesaian Perbaikan Kualitas Aset Tahun Ini

Whats New
Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Whats New
Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Whats New
Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com