Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Ekspor Produk Olahan Pertanian Capai Rp 518,85 Triliun pada Januari-Oktober 2021

Kompas.com - 18/11/2021, 19:38 WIB
Dwi Nur Hayati ,
Amalia Purnama Sari

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementerian Pertanian (Kementan) Kuntoro Boga Andri mengatakan, nilai kontribusi ekspor produk olahan pertanian mencapai 92,22 persen dari dari total keseluruhan ekspor pertanian Indonesia selama Januari sampai Oktober 2021.

Secara keseluruhan, Kuntoro menjelaskan, total nilai ekspor pertanian produk olahan dan segar pada Januari sampai Oktober 2021 mencapai Rp 518,85 triliun. Nilai ini naik signifikan dibandingkan periode yang sama pada 2020.

“Pada Januari–Oktober 2020, nilai ekspor pertanian kami mencapai Rp 352,09 triliun. Sementara pada tahun 2021 meningkat hingga 47,37 persen,” ucapnya pada keterangan pers, Selasa (16/11/2021).

Baca juga: Dalam 4 Tahun Terakhir Nilai Ekspor Pertanian Papua Meningkat

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang diolah oleh pusat data dan teknologi informasi (Pusdatin) Kementan, nilai ekspor produk olahan pertanian pada Januari sampai Oktober 2021 mencapai Rp 478,48 triliun.

Nilai ekspor produk tersebut merupakan bukti keberhasilan upaya hilirisasi pemerintah pada sektor pertanian.

Untuk diketahui, pemerintah terus berupaya memperkuat hilirisasi sektor pertanian, terutama untuk mendongkrak nilai ekspor.

Menurut Kuntoro, upaya hilirisasi penting dilakukan untuk memberikan nilai tambah bagi produk pertanian yang akan diekspor.

Baca juga: Perkuat Hilirisasi, Mentan Lepas Ekspor Olahan Singkong dan Kopi

Melalui penguatan hilirisasi, ia berharap komoditas yang diekspor tidak lagi berbahan baku, tetapi berbentuk produk turunan atau barang jadi.

“Dengan begitu, produk ekspor kami memiliki nilai yang lebih tinggi,” jelas Kuntoro.

Pada kesempatan sebelumnya, Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan, produk pertanian memang turut mendongkrak kinerja ekspor sektor industri pengolahan pada Oktober 2021.

Ia menyebutkan salah satunya adalah minyak kelapa sawit yang mencatat kontribusi sebesar 18,52 persen.

Baca juga: Minyak Kelapa Sawit dan Karhutla di Indonesia, Apa Hubungannya?

“Selain minyak kelapa sawit, ada pula produk-produk kimia dasar organik yang bersumber dari pertanian mencatatkan pertumbuhan sebesar 3,74 persen,” ucap Margo, pada konferensi pers BPS, Senin (15/11/2021).

Dengan pertumbuhan tersebut, Margo menyebutkan, kinerja ekspor Indonesia terbukti terus mengalami peningkatan.

Pada periode Januari hingga Oktober 2021, Indonesia tercatat membukukan 186,32 miliar dollar Amerika Serikat (AS), atau meningkat 41,8 persen dibandingkan periode sama pada 2020.

"Kinerja nilai ekspor kami lebih baik dari 2019 maupun 2020. Semoga hal ini bisa berdampak pada pemulihan ekonomi nasional (PEN)," imbuh Margo.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Wamenkeu: Sektor Keuangan Berperan Besar Mendukung Penurunan Emisi

Wamenkeu: Sektor Keuangan Berperan Besar Mendukung Penurunan Emisi

Whats New
IHSG Ditutup Turun Hampir 1 Persen, GOTO, PTRO, dan BREN Jadi Biang Kerok

IHSG Ditutup Turun Hampir 1 Persen, GOTO, PTRO, dan BREN Jadi Biang Kerok

Whats New
Jaga Ketahanan Pangan, Kementan Percepat Penanaman Padi di Kabupaten Bogor

Jaga Ketahanan Pangan, Kementan Percepat Penanaman Padi di Kabupaten Bogor

Whats New
Jadwal MRT dan LRT Jakarta Saat Malam Tahun Baru 2024

Jadwal MRT dan LRT Jakarta Saat Malam Tahun Baru 2024

Whats New
TikTok Shop Buka Lagi, Mendag: Toko Harus di Luar Aplikasi TikTok

TikTok Shop Buka Lagi, Mendag: Toko Harus di Luar Aplikasi TikTok

Whats New
Pergerakan Masyarakat di Jabodetabek Selama Nataru Diprediksi Hampir 15 Juta Orang

Pergerakan Masyarakat di Jabodetabek Selama Nataru Diprediksi Hampir 15 Juta Orang

Whats New
Badan Supervisi Mau Dibawa Kemana?

Badan Supervisi Mau Dibawa Kemana?

Whats New
Ingat, Diskon Tiket Kereta Promo 12.12 Bisa Dibeli Mulai Besok

Ingat, Diskon Tiket Kereta Promo 12.12 Bisa Dibeli Mulai Besok

Whats New
Kata Menhub soal Penambahan Stasiun Kereta Cepat Whoosh di Kopo

Kata Menhub soal Penambahan Stasiun Kereta Cepat Whoosh di Kopo

Whats New
Ganjar Sebut IKN Tak Harus Andalkan Investor, Pengamat: Kalau Saling Menunggu, Ya Tidak Jadi Dibangun...

Ganjar Sebut IKN Tak Harus Andalkan Investor, Pengamat: Kalau Saling Menunggu, Ya Tidak Jadi Dibangun...

Whats New
Di Hadapan Pengusaha, Anies Baswedan: BUMN Tidak Boleh Mematikan Swasta...

Di Hadapan Pengusaha, Anies Baswedan: BUMN Tidak Boleh Mematikan Swasta...

Whats New
Dipicu Diskon, Penjualan Eceran Meningkat hingga November 2023

Dipicu Diskon, Penjualan Eceran Meningkat hingga November 2023

Whats New
TikTok Shop “Come Back”, Pelanggan Sudah Bisa Belanja 12.12

TikTok Shop “Come Back”, Pelanggan Sudah Bisa Belanja 12.12

Whats New
Saham GOTO Malah Anjlok Setelah TikTok Resmi Masuk Tokopedia, Ini Sebabnya Kata Analis

Saham GOTO Malah Anjlok Setelah TikTok Resmi Masuk Tokopedia, Ini Sebabnya Kata Analis

Whats New
Per November 2023, Pemerintah Kantongi Rp 16,24 Triliun dari Pajak Digital

Per November 2023, Pemerintah Kantongi Rp 16,24 Triliun dari Pajak Digital

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com