Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Skystar Capital
Pemodal Ventura

Skystar Capital adalah pemodal ventura yang berfokus pada pendanaan awal untuk membantu akselerasi bisnis rintisan teknologi. Skystar Capital hadir sebagai solusi bagi para pendiri untuk memberikan bantuan modal, saran, dan kemitraan strategis untuk meningkatkan skala bisnis.

Skystar Capital didukung oleh berbagai grup perusahaan terkemuka di berbagai bidang seperti media, telekomunikasi, layanan keuangan, layanan kesehatan, sektor pendidikan, dan lain-lain. Kami memberikan akses melalui jaringan profesional untuk pengembangan bisnis perusahaan rintisan.

Ingin lebih kenal dengan kami? Bisa follow kami di Instagram (@skystar.vc) atau Linkedin Skystar Capital. Juga kunjungi situs kami www.skystarcapital.com atau kalau ingin berbincang dengan kami, kirimkan surel ke contact@skystarcapital.com 

Jadi Incaran Investor, Apa Daya Pikat Perusahaan B2B?

Kompas.com - 19/11/2021, 15:12 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Juvenco Pelupessy

HIDUP di era modern membuat manusia sangat bergantung pada teknologi. Sebut saja di kondisi pandemi COVID-19 ini, sebagian besar aktivitas masyarakat seperti bekerja, belajar, terutama berkomunikasi sangat tidak terlepas dari peran teknologi dan telekomunikasi.

Keadaan ini mendorong pemenuhan kebutuhan alat kolaborasi serta solusi konektivitas yang lebih baik sehingga kebutuhannya pun terus meningkat seiring waktu. Tak heran jika layanan Business to Business (B2B) berbasis teknologi berkembang pesat dan menjadi incaran para pemodal ventura.

Tidak hanya perusahaan telekomunikasi yang berkembang pesat, tetapi perusahaan teknologi finansial (FinTech) juga meraup pasar global yang masif belakangan ini. Semakin banyak FinTech yang berfokus pada layanan B2B menawarkan kemudahan persebaran layanan perbankan, mulai dari alat keuangan untuk usaha mikro dan menengah hingga solusi yang berfokus pada peningkatan arus kas atau pengelolaan persyaratan akuntansi. Di Indonesia sendiri, penetrasi industri keuangan digital juga kian melejit.

Melansir Kominfo, data yang dihimpun Bank Indonesia menunjukkan bahwa rata-rata nilai transaksi uang elektronik pada Januari hingga Juli 2020 mencapai Rp16,7 triliun per bulan. Nilai ini menunjukkan adanya peningkatan sebesar 59 persen per tahun (year on year/yoy) dengan nilai transaksi tertinggi Rp17,5 triliun seiring berlakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Jakarta kala itu. Bayangkan berapa besar pertumbuhannya di tahun 2021 ini dengan situasi pandemi yang tak kunjung mereda.

Hal itu diperkuat oleh laporan e-Conomy SEA 2020 oleh Google, Temasek, dan Bain & Company yang menunjukkan bahwa nilai ekonomi berbasis internet di Asia Tenggara diperkirakan akan mencapai 105 miliar USD atau sekitar Rp1.475 triliun. Sementara Indonesia menyumbang sebesar Rp619 triliun di antaranya. Nilai ekonomi digital di Indonesia tumbuh 11 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Data tersebut mampu menunjukkan bahwa layanan keuangan daring mampu memenuhi kebutuhan pengguna dengan sangat baik dibandingkan alternatif tatap muka atau luring lainnya. Mengingat semakin banyak jumlah lembaga keuangan lokal dan global yang ingin meningkatkan teknologi sekaligus infrastruktur, maka kemungkinan akan terus ada investasi yang signifikan di bidang ini hingga tahun 2021.

Hal ini juga berlaku bagi perusahaan B2B berbasis teknologi lainnya yang tentunya memiliki peran penting dalam mempermudah aktivitas atau kegiatan manusia masa kini. Saat menciptakan produk peranti lunak misalnya, perusahaan harus berkomitmen untuk melakukan pemutakhiran teknologi. Salah satunya menyangkut jaminan keamanan privasi atau data penggunaanya, yang mungkin sulit dilakukan banyak usaha lain.

Risiko relatif lebih rendah

Kebanyakan pemasar cenderung mengenal perusahaan besar berbasis layanan langsung ke konsumen (B2C), seperti restoran makanan cepat saji, industri mode, atau merek dagang elektronik. Namun, yang mereka tidak tahu adalah bahwa meskipun pasar B2B jumlahnya lebih kecil, tetapi mereka memiliki lebih banyak target pasar dan mampu menghasilkan keuntungan lebih dibandingkan perusahaan B2C.

Oleh sebab itu, belakangan ini layanan B2B memang tengah naik daun di lingkup investasi seiring dengan perkembangan model bisnis daring atau perdagangan elektronik (e-commerce). Lantas memang tidak mengherankan jika bisnis B2B menjadi area investasi modal ventura yang berkembang pesat.

Berbagai tekanan akibat pandemi dapat menjadi salah satu faktor yang meningkatkan keinginan investor untuk berinvestasi di ranah perusahaan rintisan B2B. Terjadinya krisis global serta peningkatan angka pengangguran saat ini menjadikan sektor B2B lebih unggul sebab kemampuannya menawarkan perlindungan yang lebih baik bagi pemodal ventura dibandingkan perusahaan B2C yang bernilai tinggi, tetapi juga memiliki risiko yang lebih besar.

Sebagai contoh, kita kembali berbicara tentang perusahaan tekfin (financial technology) B2B. Jenis usaha ini muncul untuk menyediakan produk berupa peranti lunak yang menjadi solusi perusahaan lain untuk mengefisiensikan proses bisnis dari sisi finansial dan berbagai sumber daya agar dapat tetap menjalankan bisnis meski di tengah krisis akibat pandemi.

Dengan begitu, investasi di bidang tersebut juga akan melonjak seiring dengan kebutuhan terhadap produk layanan yang juga semakin meningkat. Dengan kata lain, secara teoritis, perusahaan B2B dianggap menawarkan lebih sedikit risiko bagi investor, terutama di tengah lesunya perekonomian dewasa ini.

Tren dan Keuntungan Stabil

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Stok Lampu Bisa Langka gara-gara Implementasi Permendag 36/2023

Stok Lampu Bisa Langka gara-gara Implementasi Permendag 36/2023

Whats New
IHSG Ditutup Naik 63 Poin, Rupiah Menguat di Bawah Level 16.200

IHSG Ditutup Naik 63 Poin, Rupiah Menguat di Bawah Level 16.200

Whats New
Jam Operasional Pegadaian Senin-Kamis, Jumat, dan Sabtu Terbaru

Jam Operasional Pegadaian Senin-Kamis, Jumat, dan Sabtu Terbaru

Whats New
Bos BI Optimistis Rupiah Bakal Kembali di Bawah Rp 16.000 Per Dollar AS

Bos BI Optimistis Rupiah Bakal Kembali di Bawah Rp 16.000 Per Dollar AS

Whats New
Mendag Ungkap Penyebab Harga Bawang Merah Tembus Rp 80.000 Per Kilogram

Mendag Ungkap Penyebab Harga Bawang Merah Tembus Rp 80.000 Per Kilogram

Whats New
Hadapi Tantangan Perubahan Iklim, Kementan Gencarkan Pompanisasi hingga Percepat Tanam Padi

Hadapi Tantangan Perubahan Iklim, Kementan Gencarkan Pompanisasi hingga Percepat Tanam Padi

Whats New
Panen Ganda Kelapa Sawit dan Padi Gogo, Program PSR dan Kesatria Untungkan Petani

Panen Ganda Kelapa Sawit dan Padi Gogo, Program PSR dan Kesatria Untungkan Petani

Whats New
Alasan BI Menaikkan Suku Bunga Acuan Jadi 6,25 Persen

Alasan BI Menaikkan Suku Bunga Acuan Jadi 6,25 Persen

Whats New
Cara dan Syarat Gadai Sertifikat Rumah di Pegadaian

Cara dan Syarat Gadai Sertifikat Rumah di Pegadaian

Earn Smart
Cara dan Syarat Gadai HP di Pegadaian, Plus Bunga dan Biaya Adminnya

Cara dan Syarat Gadai HP di Pegadaian, Plus Bunga dan Biaya Adminnya

Earn Smart
Peringati Hari Konsumen Nasional, Mendag Ingatkan Pengusaha Jangan Curang jika Mau Maju

Peringati Hari Konsumen Nasional, Mendag Ingatkan Pengusaha Jangan Curang jika Mau Maju

Whats New
United Tractors Bagi Dividen Rp 8,2 Triliun, Simak Jadwalnya

United Tractors Bagi Dividen Rp 8,2 Triliun, Simak Jadwalnya

Whats New
Kunjungan ke Indonesia, Tim Bola Voli Red Sparks Eksplor Jakarta bersama Bank DKI dan JXB

Kunjungan ke Indonesia, Tim Bola Voli Red Sparks Eksplor Jakarta bersama Bank DKI dan JXB

Whats New
Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, Bos BI: Untuk Memperkuat Stabilitas Rupiah

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, Bos BI: Untuk Memperkuat Stabilitas Rupiah

Whats New
KEJU Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

KEJU Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

Earn Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com