Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tips agar Omzet Usaha Tetap Stabil Tanpa Obral Diskon

Kompas.com - 20/11/2021, 11:17 WIB
Bambang P. Jatmiko

Editor

KOMPAS.com - Pasang surut adalah hal lumrah dalam berbisnis. Kadang sepi, kadang ramai sehingga berpengaruh pada omzet penjualan.

Terlebih di masa pandemi seperti sekarang ini, banyak bisnis terdampak. Omzet penjualan sampai terjun bebas. Tetapi tenang, banyak jalan menuju Roma.

Ada berbagai cara untuk menjaga omzet penjualan supaya stabil terus selain dengan penawaran promo atau diskon. Begini tipsnya, seperti dikutip dari Cermati.com.

1. Jual produk yang jadi kebutuhan masyarakat

Minat konsumen berubah dari waktu ke waktu, tetapi ada beberapa produk yang minatnya tetap sama dan menjadi kebutuhan masyarakat. Sebagai contoh, sepatu hitam untuk anak sekolah.

Dari dulu, anjuran sekolah kepada anak muridnya, baik tingkat TK, SD, SMP, SMA adalah mengenakan sepatu warna hitam. Sepatu ini pasti diperlukan anak sekolah, cewek atau cowok.

Pun dengan orang dewasa, kebanyakan senang dengan warna hitam karena kalau kotor tidak terlihat. Jadi, jual produk yang berguna bagi banyak orang.

Tak perlu iming-iming diskon atau promo menarik lain, sepatu hitam tetap saja banyak peminatnya. Karena sudah menjadi kebutuhan masyarakat atau konsumen, sehingga omzet penjualan bisa tetap stabil.

2. Punya pangsa pasar yang luas

Agar omzet penjualan selalu stabil, sebaiknya jangkau pasar yang luas. Artinya produkmu bisa dipakai atau dikonsumsi atau dipakai semua orang dari segala jenis umur dan latar belakang.

Jadi, bukan produk yang hanya khusus untuk orang tertentu saja, misal orang dewasa atau orang tua saja. Jika konsumen anak-anak menurun, ada kalangan konsumen lain yang membeli, bahkan meningkat.

Penurunan dapat langsung dikover, sehingga omzet penjualan tidak anjlok, tetapi justru terjaga atau stabil.

3. Harga yang merakyat

Membangun citra suatu produk bisa dilakukan dengan cara menetapkan harga jual yang mahal. Tetapi, apakah peminatnya sama banyak dengan produk yang harganya terjangkau? Tentu saja tidak.

Produk mahal biasanya ditujukan untuk kalangan menengah ke atas atau hanya kalangan atas saja. Sedangkan produk yang harganya merakyat bisa dipakai siapa saja, termasuk orang kaya yang doyan produk murah meriah.

Dengan banyaknya pembeli yang dapat dijangkau, kamu tidak perlu obral diskon atau promo apapun. Pastikan saja jika stok barang selalu ada, supaya konsumen bisa mendapatkan produkmu kapanpun.

Baca Juga: 7 Tips Sukses Memasarkan Produk Jualan Lewat Youtube

4. Membangun relasi dengan konsumen

Selanjutnya adalah membangun relasi atau engagement dengan konsumen. Caranya bisa dengan membuat cuplikan video singkat tentang produk yang akan dirilis.

Unggah video tersebut di media sosial perusahaan, lalu buat Q&A. Trik pemasaran ini akan membuat konsumen penasaran, kepo dengan produk yang bakal diluncurkan.

Cara lainnya membangun hubungan baik dengan konsumen adalah membuat konten semenarik mungkin agar pelanggan tertarik membeli produk kamu.

Customer engagement dapat menjadi jembatan yang membuat bisnis dapat terus menghasilkan keuntungan yang diharapkan. Jadi, ini cara yang bagus untuk menjaga omzet penjualan tetap stabil.

5. Melakukan inovasi produk

Konsumen manapun pasti bosan dengan produk yang sama setiap tahun. Tidak ada yang baru atau fresh. Inovasi produk sangat penting untuk menghilangkan kejenuhan.

Sesekali keluarkan produk teranyar. Bisa membuat produk baru, atau rebranding maupun repacking produk lama. Kehadiran produk baru biasanya akan meningkatkan kembali minat konsumen.

Kalau antusiasme maupun minat konsumen tinggi lagi, tentu saja akan menaikkan omzet penjualan. Sebelum melakukan inovasi produk, lakukan riset pasar, dan strategi lainnya untuk mengurangi potensi produk gagal di pasaran.

6. Pahami kekuatan dari produk

Dalam berbisnis, produk yang diciptakan sebaiknya unik atau berbeda dari produk lain. Tujuannya agar produk mudah dikenali pembeli.

Sebaiknya kenali apa yang menjadi keunikan dari produkmu sendiri. Keunikan ini adalah kekuatan yang tidak dimiliki para pesaing pada produknya, jadi produk kamu akan tetap eksis.

Jika eksistensi produk terjaga, kamu tidak perlu membuat promosi atau diskon apapun untuk meningkatkan penjualan pada produk tersebut. Angka penjualannya sudah meningkat berkat keunikan tersebut.

Hitung Closing Penjualan Secara Berkala

Angka penjualan untuk masing-masing produk tentu berbeda setiap bulan. Namun dengan melakukan closing penjualan, kamu dapat mengetahui jumlah akurat dari penjualan produk.

Jika angkanya kurang, kamu tahu omzetnya akan menurun. Jadi, bisa memanfaatkan sisa hari sebelum closing tiba untuk meningkatkan penjualan.

 

Artikel ini merupakan hasil kerjasama antara Kompas.com dengan Cermati.com. Isi artikel menjadi tanggung jawab sepenuhnya Cermati.com 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Spend Smart
Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Whats New
Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com