Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BI Ungkap 13 Persen UMKM Indonesia ‘Kebal’ Pandemi, Ini Rahasianya

Kompas.com - 20/11/2021, 18:43 WIB
Muhammad Choirul Anwar

Penulis


SURABAYA, KOMPAS.com – Bank Indonesia (BI) mengungkap data terkait dampak pandemi Covid-19 terhadap Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

Dari data BI tersebut, terungkap hampir 13 persen UMKM di Indonesia justru tak terkena dampak pandemi Covid-19.

Direktur Departemen Pengembangan UMKM dan Perlindungan Konsumen BI Bandoe Widiarto mengatakan bahwa sebagian besar UMKM di Indonesia memang terkena dampak pandemi.

“Dari hasil survei, UMKM kita memang merasakan ada dampak dari pandemi, ada 87,5 persen terkena dampak,” ujarnya dalam Pelatihan Wartawan BI di Hotel JW Marriott Surabaya, Sabtu (20/11/2021).

Baca juga: BI: Ketidakpastian Pasar Keuangan Global Belum Sepenuhnya Reda

Apa saja dampak yang dirasakan para pelaku UMKM akibat adanya pandemi?

“Terutama dari sisi penjualannya mengalami penurunan. Karena memang permintaan tidak ada, namun mereka juga melakukan beberapa upaya,” bebernya.

Di sisi lain, menurut Bandoe Widiarto terdapat UMKM yang mampu bertahan di masa pandemi Covid-19. Data ini diakuinya di luar dugaan BI.

“Kami mencatat 13 persen UMKM tidak terdampak pandemi. Mereka adalah UMKM yang justru menunjukkan peningkatan,” imbuhnya.

Ia lantas menjabarkan rahasia UMKM-UMKM yang mampu menggenjot roda bisnisnya di masa pandemi Covid-19.

Dia menyebut, terdapat dua strategi yang diterapkan 13 persen UMKM Indonesia ini sehingga tak mengalami tekanan saat pandemi.

Baca juga: Cara Buat Akun Aplikasi Pendaftaran Perseroan Perorangan di ahu.go.id

Dua strategi tersebut adalah memanfaatkan fitur penjualan online dan melakukan modifikasi produk. Dua jurus yang diterapkan UMKM tersebut terbukti moncer.

“Ternyata bahwa UMKM ini memang yang mau kreatif, memiliki kreativitas dan inovasi, ini bisa bertahan pada saat pandemi. Ini yang bisa kami lihat pada saat pandemi seperti saat ini,” ucapnya.

Ia menambahkan, ada sejumlah cara UMKM dalam memanfaatkan fitur online untuk melakukan penjualan. Ini juga dilakukan UMKM untuk mengekspor produk-produknya.

“Terkait ekspor UMKM ada perbnaikan, demikian juga kinerja UMKM secara digital terjadi peninghkatan melalui e-commerce maupun secara tradisional melalui WhatsApp dan lain sebagainya,” tandasnya.

Bandoe Widiarto menekankan ada banyak manfaat yang bisa diraih pelaku UMKM jika terus memanfaatkan berbagai fitur online.

“Dengan ekspor secara digital ini juga berdampak pada jangkauan penjualan yang semakin luas, kemudian biaya operasional bisa ditekan dan ada optimalisasi proses transaksi,” ucapnya.

Baca juga: Kenali Apa Itu Perseroan Perorangan dan Syarat Mendirikannya

Ia menegaskan bahwa UMKM selama ini merupakan salah satu tulang punggung perekonomian Indonesia.

Dengan banyaknya jumlah UMKM, ia menilai kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia juga akan signifikan. Terlebih lagi, menurutnya UMKM juga mampu menyerap tenaga kerja.

“Namun kita di sisi lain UMKM kita masih memiliki tantangan yang harus kita selesaikanj dengan sinergi bersama agar lebih meningkatkan kontribusi terhadap ekspor dan mendorong UMKM ini lebih banyak lagi yang masuk ke digitalisasi,” jelasnya.

“Untuk akses pembiayaan UMKM misalnya, saat ini sudah mencapai 20,58 persen, namun ini juga masih perlu kita tingkatkan lagi dengan semua pihak agar bisa lebih mencapai harapan,” sambungnya.

Baca juga: Yayasan dan Perkumpulan adalah Badan Hukum, Apa Bedanya dengan PT?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com