Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Harga Bitcoin Sangat Bergejolak?

Kompas.com - 20/11/2021, 20:12 WIB
Mutia Fauzia

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Pekan lalu, harga bitcoin hampir menembus rekor baru di kisaran 68.000 dollar AS per keping atau hampir menembus Rp 1 miliar.

Namun demikian, hanya dalam waktu sepekan, harga bitcoin telah merosot hingga 7,6 persen menjadi sekitar 58.719,59 dollar AS per keping.

Sebelum kembali menguat, pada pertengahan tahun ini, harga bitcoin sempat anjlok hingga lebih dari 50 persen menjadi sekitar 30.000 dollar AS per keping setelah sebelumnya melesat di kisaran harga 65.000 dollar AS per keping.

Gejolak harga bitcoin ini pun menimbulkan pertanyaan bagi para pemain bitcoin pemula. Sebenarnya, mengapa harga bitcoin bergejolak? Faktor-faktor apa yang menyebabkan gejolak harga bitcoin?

Baca juga: Mengapa Bitcoin Bernilai Tinggi?

Faktor Gejolak Harga Bitcoin

Dilansir dari Investopedia, banyak hal bisa menjadi faktor penyebab gejplak harga bitcoin.
Beberapa di antaranya yakni berita buruk, jumlah bitcoin yang sangat terbatas, serta perkara keamanan.

Berikut adalah penjelasan mengenai beberapa faktor harga bitcoin bergejolak:

Sentimen Berita Buruk

Harga bitcoin sangat mudah terpengaruh oleh sentimen berita, mulai dari pernyataan pemerintah mengenai aturan terkait bitcoin, serta pernyataan yang diberikan oleh individu hingga perusahaan.

Misalnya saja, cuitan CEO Tesla Elon Musk melalui akun Twitternya beberapa waktu lalu, yang menyatakan bakal berhenti menerima aset kripto sebagai alat pembayaran, menyebabkan aksi jual terjadi secara besar-besaran terhadap mata uang kripto tersebut.

Berita lain yang sempat membuat harga bitcoin merosot tajam yakni pemberitaan kebangkrutan Mt Gox pada awal tahun 2014, serta salah satu bursa kripto Korea Selatan Yapian Youbit beberapa waktu terakhir.

Baca juga: Pengertian Stablecoin dan Bedanya dengan Mata Uang Kripto Lain

Jumlah yang Sangat Terbatas

Alasan lain yang menyebabkan harga bitcoin bergejolak yakni jumlah bitcoin yang sangat terbatas.

Bitcoin memiliki beberapa unsur yang mirip dengan emas. Harga bitcoin salah satunya diatur oleh keputusan pengembang yang membatasi produksi bitcoin dalam jumlah 21 juta BTC saja.

Hal tersebut sangat berbeda degan uang fiat yang diatur oleh pemerintah dengan mengelola inflasi, lapangan kerja, serta pertumbuhan ekonomi.

Unsur Ketidakpastian

Faktor lain yang menyebabkan gejolak harga bitcoin yakni adanya unsur ketidakpastian baik mengenai unsur instrinsik hingga masa depan aset kripto tersebut.

Persepsi mengenai nilai intrinsik aset kripto yakni baik sebagai penyimpan nilai dan metode transfer nilai. Volatilitas Bitcoin saat ini membuatnya menjadi penyimpan nilai yang agak tidak jelas, tetapi menjanjikan nilai transfer yang sangat murah ketimbang uang fiat.

Masalah Keamanan

Harga bitcoin bergejolak juga terjadi bila komunitas bitcoin mengungkapkan kelemahan keamanan dalam upaya memproduski respon yang bisa diakses banyak orang sehingga masalah keamanan tersebut bisa diperbaiki.

Padahal, pengembang bitcoin harus mengungkapkan masalah tersebut ke publik untuk bisa memberikan solusi yang lebih baik.

Baca juga: Harga Aset Kripto Kian Loyo, Bitcoin Anjlok 11 Persen dalam Sepekan

Bitcoin dan pengembang software open source lain dibangun di atas premis dasar yang sama, yakni salinan kode sumber tersedia bagi pengguna untuk diperiksa.

Dengan demikian, komunitas memiliki tanggung jawab untuk menyuarakan kekhawatiran mereka mengenai desain software dan membentuk konsensus mengenai modifikasi yang bsia menyelesaikan masalah tersebut.

Karena percakapan dan debat mengenai jaringan bitcoin sangat terbuka, maka masalah terkait pelanggaran keamanan cenderung dipublikasikan secara besar-besaran dan memberikan sentimen negatif terhadap aset kripto tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com