Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Investasi Energi Terbarukan Diproyeksi 1,44 Miliar Dollar AS, Capai 71 Persen dari Target

Kompas.com - 22/11/2021, 19:17 WIB
Yohana Artha Uly,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memperkirakan realisasi investasi di sektor energi baru terbarukan dan konservasi energi (EBTKE) mencapai 1,44 miliar dollar AS hingga akhir 2021.

Proyeksi itu setara 71 persen dari target yang ditetapkan tahun ini sebesar 2,04 miliar dollar AS.

Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan, realisasi investasi hingga kuartal III-2021 sebesar 1,12 miliar atau hanya sekitar 55 persen dari target yang ditetapkan.

Baca juga: Menteri ESDM Minta Dirjen EBTKE Baru Genjot Bauran Energi Baru Terbarukan Hingga 23 Persen

Capaian itu berasal dari investasi energi panas bumi sebesar 49 persen, lalu energi air (hidro), surya (solar), dan angin sebesar 32 persen.

Kemudian dari bioenergi sebesar 18 persen dan sisanya dari investasi di bidang konservasi energi.

"Pada akhir tahun 2021, diharapkan realisasi investasi di sub sektor EBTKE dapat mencapai 1,44 miliar dollar AS," ujar Arifin dalam acara The 10th Indo EBTKE ConEx 2021, Senin (22/11/2021).

Arifin mengatakan, pemerintah terus berupaya mendorong pencapaian target penerapan energi terbarukan sebesar 23 persen di 2025 dan Nationally Determined Contribution (NDC) di 2030, yang merupakan komitmen setiap negara pada Persetujuan Paris.

Kementerian ESDM pun telah menerbitkan Green Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) yang didalamnya mencakup porsi pembangunan pembangkit energi terbarukan hingga 2030 mencapai 20,9 giga watt (GW) atau 51,6 persen dari total target pembangunan pembangkit.

Baca juga: Menyusuri Pembangkit EBT Modern PLTA Rajamandala

Menurut dia, target pembangunan pembangkit energi terbarukan itu mempertimbangkan besarnya sumber energi terbarukan yang dimiliki Indonesia dengan potensi mencapai 3.600 GW.

"Potensi energi terbarukan yang besar tersebut menjadi salah satu modal utama untuk melaksanakan transisi energi dan mencapai target net zero emission (nol emisi karbon)," kata Arifin.

Ia menjelaskan, dalam peta jalan transisi energi menuju net zero emission periode 2021-2060, Kementerian ESDM terus mendorong pengembangan semua jenis pembangkit energi terbarukan, namun fokus utamanya pada Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).

Arifin mengatakan, mendorong pengembangan PLTS atap salah satunya dilakukan dengan penyederhanaan perizinan dan penguatan regulasi agar semakin meningkatkan minat investasi di sektor ini dan meningkatkan minat masyarakat menggunakan solar panel.

Menurut dia, jika proyek PLTS atap dijalankan maka potensi investasi yang akan masuk berkisar Rp 47 triliun-Rp 67 triliun yang diperoleh dari pengunaan fisik PLTS dan pengadaan kwh meter ekspor-impor.

Baca juga: YKLI: Kalau Mahal, Masyarakat Enggan Pakai EBT

"Untuk mendukung pencapaian target EBT 23 persen, NDC, dan NZE, Kementerian ESDM terus meningkatkan kerja sama dan investasi dengan semua pihak untuk mendukung percepatan aksi reduksi emisi dan dekarbonisasi," ucap Arifin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com