Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Saham Mitratel Malah Nyungsep di Hari Pertama IPO? Ini Kata Analis

Kompas.com - 23/11/2021, 08:12 WIB
Kiki Safitri,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel) melakukan penawaran umum saham perdana atau initial public offering /IPO perseroan dengan harga Rp 800 per saham pada Senin (22/11/2021).

Namun pada perdagangan kemarin, berdasarkan RTI, emiten berkode MTEL ini malah anjlok 4,3 persen di level Rp 765 per saham. Padahal, biasanya pada awal-awal IPO, harga emiten biasanya mengalami kenaikan bahkan menyentuh Auto Reject Atas (ARA).

Menurut Head of Investment Information PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Roger M.M, dari psikologi market, investor memiliki ekspektasi ARA di beberapa saham yang baru IPO termasuk MTEL.

Baca juga: Mitratel Melantai di BEI Hari Ini, Simak Prospektus Singkatnya

“Melihat pergerakan saham MTEL pada hari perdana mereka, terlihat suplai lebih kuat di banding demand. Maklum IPO MTEL menyerap dana (besar) sekitar Rp 18 triliun,” kata Roger kepada Kompas.com, Selasa (23/11/2021).

Roger mengungkapkan, penurunan harga saham MTEL saat hari pertama IPO, terjadi karena ekspektasi investor yang berharap harga sahamnya akan naik setelah listing.

“Ketika harga yang menyentuh di bawah harga IPO, makin membuat investor melepas saham mereka,” tambah dia.

Roger menilai, secara rasio memang beberapa analis menilai MTEL lebih premium dibanding emiten sejenis seperti TBIG dan TOWR. Salah satu nilai plus dari bisnis menara adalah margin yang cukup besar, dan net profit margin MTEL bisa di atas 20 persen.

Menurut Roger, MTEL merupakan salah saham emiten bisnis menara telekomunikasi yang cocok untuk dikoleksi jangka panjang. Sehingga penurunan harga saham MTEL bisa menjadi peluang untuk investasi jangka panjang.

“MTEL dan umumnya sektor menara telekomunikasi cocok untuk longterm investment sehingga penurunan harga MTEL juga merupakan peluang bagi investor yang cenderung berinvestasi dalam jangka panjang,” tegas dia.

Sebagai informasi, MTEL melepas sebanyak 22,9 miliar saham atau setara dengan 27,63 persen dari modal yang ditempatkan dan disetor perusahaan setelah penawaran umum dengan nominal Rp 228 per saham. Dari IPO ini, perseroan berpeluang menghimpun dana sebesar Rp 18,34 triliun.

Baca juga: IHSG Naik Tipis, Saham MTEL dan TLKM Merah

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com