Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Neraca Pembayaran Surplus, Kemenkeu: Ketahanan Eksternal RI Kokoh

Kompas.com - 23/11/2021, 11:35 WIB
Fika Nurul Ulya,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal III 2021 mencatat surplus sebesar 10,7 miliar dollar AS atau 1,49 persen terhadap PDB setelah pada kuartal sebelumnya tercatat defisit 0,4 miliar dollar AS.

Perbaikan kinerja NPI pada kuartal III didorong oleh kinerja transaksi berjalan yang mencatat surplus sebesar 4,47 miliar dollar AS dan surplus transaksi modal dan finansial sebesar 6,1 miliar dollar AS.

"Surplus transaksi ini menunjukan ketahanan eksternal Indonesia yang cukup kokoh, dan momentum ini masih tetap akan kita pertahankan seiring dengan dengan pemulihan ekonomi kedepannya,” ujar Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu dalam siaran pers, Selasa (23/11/2021).

Baca juga: Pakai Energi Fosil, Jokowi: Sampai Kapanpun Neraca Pembayaran RI Nggak Akan Beres...

Adapun surplus transaksi berjalan utamanya didorong oleh peningkatan neraca perdagangan barang khususnya kenaikan ekspor barang non-migas, sementara neraca migas masih menunjukkan defisit.

Ekspor barang non-migas tercatat tumbuh sebesar 14,7 persen secara kuartalan (qtq) dan 50,7 persen secara tahunan (yoy).

Peningkatan ekspor di kuartal III 2021 didukung oleh peningkatan kinerja baik di produk bahan bakar/hasil pertambangan dan produk manufaktur, dengan pertumbuhan masing-masing 128 persen (yoy) dan 37,7 persen (yoy).

"Peningkatan ekspor tersebut didorong oleh kenaikan permintaan global terutama dari negara mitra utama dagang seperti Tiongkok, India dan AS, serta juga didorong oleh peningkatan harga komoditas," ujar Febrio.

Berdasarkan komoditas, kinerja positif ekspor didukung oleh komoditas utama seperti CPO, batu bara, biji logam, dan produk manufaktur seperti bahan kimia, besi baja, dan mesin atau alat transportasi.

Berdasarkan data BPS, peningkatan ekspor akibat peningkatan permintaan terjadi pada komoditas besi dan baja, mesin atau perlengkapan elektrik, kendaraan dan bagiannya.

"Sementara pada komoditas lain seperti lemak atau minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO) dan bahan bakar mineral, peningkatan ekspornya lebih didominasi oleh peningkatan harga yang disebabkan adanya keterbatasan pasokan untuk CPO dari Malaysia," jelas Febrio.

Berdasarkan perkembangan NPI, cadangan devisa Indonesia pada akhir kuartal III ini turut mengalami peningkatan menjadi sebesar 146,9 miliar dolar AS, atau setara pembiayaan 8,6 bulan impor dan pembayaran ULN pemerintah. Posisi ini merupakan posisi cadangan devisa Indonesia tertinggi sepanjang sejarah.

Meskipun kinerja NPI positif, kata Febrio, ketidakpastian di pasar keuangan global masih cukup tinggi.

“Kekhawatiran dari berlanjutnya krisis energi yang saat ini terjadi di beberapa negara di dunia serta perkembangan dari kebijakan pengetatan moneter dari negara-negara maju diperkirakan akan turut memengaruhi keberlanjutan aliran modal ke dalam negeri," tutupnya.

Baca juga: Neraca Pembayaran Indonesia Surplus 10,4 Miliar Dollar AS

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com