Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menhub Ungkap Sederet Tantangan di Sektor Transportasi Laut

Kompas.com - 23/11/2021, 20:56 WIB
Yohana Artha Uly,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan, sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki potensi yang besar di sektor transportasi laut.

Hal itu mengingat 90 persen rute perdagangan dunia melalui laut, bahkan 40 persen diantaranya melewati wilayah Indonesia.

Meski demikian, potensi yang besar itu dibarengi pula dengan sejumlah tantangan. Terdiri dari, disparitas atau kesenjangan ekonomi yang tidak seimbang antara kawasan barat dan timur Indonesia.

Baca juga: Menhub Ajak Korea Selatan Bangun Infrastruktur Transportasi RI

Selain itu, persoalan konektivitas di daerah terluar dan daerah perbatasan yang belum berkembang. Kondisi finansial di daerah terluar dan daerah perbatasan juga terkendala dengan kondisi finansial yang belum berkembang.

Tantangan lainnya yakni biaya logistik yang tinggi karena infrastruktur yang kurang memadai dan ketidakseimbangan kargo.

Kondisi-kondisi tersebut pada akhirnya membuat biaya hidup di daerah timur Indonesia lebih mahal karena sulitnya distribusi, yang berdampak pada tingginya harga kebutuhan pokok.

“Jadi kita juga menghadapi tantangan, terjadi suatu ketidakseimbangan, terutama terkait distribusi logistik. Maka konektivitas antar wilayah memang harus dilakukan untuk menekan biaya logistik nasional,” ujar Budi Karya dalam webinar Kompas Talks, Selasa (23/11/2021).

Ia mengatakan, untuk mengatasi persoalan di sektor transportasi laut, perlu adanya upaya peningkatan pada kualitas infrastruktur Indonesia. Menurutnya, saat ini sudah dilakukan peningkatan kualitas namun masih belum maksimal.

Hal itu tercermin dari kontribusi sektor maritim terhadap Produk Domestikk Bruto (PDB) mengalami peningkatan dari di 2016 sebesar 12,37 persen menjadi 13,32 persen di kuartal I-2018.

Namun, bila dirinci, porsi kontribusi angkutan laut terhadap PDB cenderung bergerak stagnan yakni dari 0,32 persen di 2016 menjadi 0,31 persen di kuartal I-2018.

Oleh karena itu, Budi Karya meyakini, melalui keputusan pemerintah untuk menggabungan Pelindo yang resmi dilaksanakan pada 1 Oktober 2021 lalu, bakal mendorong pengembangan industri pelabuhan guna menekan biaya logistik nasional.

Sebab penggabungan Pelindo akan memberikan manfaat, seperti pengembangan jaringan pelayanan terintegrasi, peningkatan kapasitas pelabuhan dan peningkatan standarisasi operasional, serta peningkatan akses dan kedalaman kolam pelabuhan.

Baca juga: Banyak yang Gagal Bayar, Operator Transportasi Butuh Keringanan Cicilan

“Saya yakin dengan penggabungan Pelindo ini akan membuat suatu efisiensi,” imbuh dia.

Selain itu, upaya perbaikan kualitas infrastruktur juga akan dilakukan dengan melibatkan peran swasta. Ia menilai, dengan masuknya swasta infrastruktur sektor laut akan meningkatkan persaingan dan kualitas pelabuhan-pelabuhan di Indonesia.

Di sisi lain, upaya digitalisasi pelabuhan juga dilakukan penggunaan sistem Inaportnet yang saat ini sudah dilakukan pada 54 pelabuhan di Indonesia. Sistem ini, menggabungkan sistem-sistem yang sudah ada sebelumnya, namun terpisah-pisah menjadi satu atau terpusat.

Inaportnet merupakan sistem informasi layanan secara elektronik berbasis internet yang terpusat dan mengkolaborasikan standar pelayanan operasional pelabuhan untuk melayani kegiatan kapal dan barang di pelabuhan.

“Dengan digitalisasi ini, idiharapkan pelayanan pelabuhan menjadi lebih cepat dan transparan. Tentu dalam mengimplementasikan program-program tersebut di tengah tantangan-tantangan yang ada, juga diperlukan dukungan komitmen dari semua pihak,” pungkas Budi Karya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com