Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jabar Jadi Provinsi dengan Transaksi E-commerce Terbesar di Indonesia

Kompas.com - 24/11/2021, 16:17 WIB
Reni Susanti,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Nilai transaksi di e-commerce warga Jabar pada pertengahan triwulan III-2021 tumbuh 59,03 persen dibanding 2020.

Dari 10 provinsi dengan pangsa pasar transaksi terbesar di Indonesia, baik pembelian maupun penjualan melalui marketplace, Jabar menempati posisi teratas.

“Jabar posisi pertama dengan transaksi e-commerce terbesar nasional. Total transaksi triwulan III-2021 mencapai Rp 15,02 triliun,” ujar Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Jabar Herawanto dalam acara Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Cabang Bandung Koordinator Jabar, Rabu (24/11/2021).

Baca juga: Ramai-ramai Bank Gandeng E-commerce Luncurkan Kartu Kredit

Hera menjelaskan, kontribusi terbesar transaksi pembelian ada di kategori fesyen Rp 2,52 triliun, handphone dan aksesoris Rp 2,12 triliun, dan personal care and cosmetic Rp 1,9 triliun.

Ini menunjukkan Jabar memiliki peluang yang sangat baik dalam digitalisasi. Tentu harus dilanjutkan untuk memastikan sektor bisnis di berbagai level, termasuk UMKM untuk bertransformasi bisnis secara end to end.

Apalagi digitalisasi memegang peranan penting baik selama masa pandemi, pemulihan ekonomi, maupun perekonomian pada masa mendatang. Bahkan menjadi kunci penting, tidak hanya untuk bertahan, tetapi juga berkembang serta menenangkan pertarungan bisnis bagi UMKM.

Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Jabar Kusmana Hartadji mengatakan, jumlah UMKM di Jabar mencapai 85 persen dari total unit usaha atau sekitar 4,15 juta.

Adapun serapan tenaga kerja dari UMKM mencapai 74,63 persen atau sekitar 8,5 juta pekerja. Diproyeksikan jumlah UMKM di Jabar pada 2021 mencapai 6,25 juta unis usaha.

“Dari sisi kategori usaha, tertinggi ada di bidang kuliner. Namun demikian, untuk yang sudah digital, yang tertinggi di kategori usaha fesyen,” katanya.

Pandemi, dikatakan Kusmana, telah memberikan tekanan bagi UMKM. Namun, juga membuka peluang, seperti peningkatan penggunaan e-commerce yang mencapai 300 persen, kenaikan konsumsi streaming 8,9 persen, peningkatan layanan logistik 30 persen, dan layanan pesan antar makanan naik 15 persen.

“Selain ada yang terpuruk namun terdapat juga yang meningkat dengan memaksimalkan digitalisasi,” ucapnya.

Baca juga: Cegah Penjualan Barang Bajakan, E-commerce Tutup Ribuan Akun

Ketua Panitia LCS Dadan Soekardan mengatakan, pandemi Covid 19 telah melemahkan bahkan mematikan usaha para pelaku UMKM.

Kurangnya pengetahuan mengenai teknis pemasaran dengan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi menyebabkan performa usaha terjun bebas, khususnya saat kebijakan PPKM diterapkan.

Padahal, banyak di antara pelaku UMKM tersebut yang sebenarnya telah memiliki akun-akun media sosial, seperti Facebook, Instagram, Twitter, dan TikTok, tetapi akun tersebut lebih sering digunakan untuk media pertemanan.

UMKM belum memahami dampak besar dari menawarkan produk dan jasa yang dihasilkan melalui berbagai media sosial sangat berdampak besar terhadap kemajuan usaha mereka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com