Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mitratel Kantongi Kontrak Sewa Menara Senilai Rp 30,7 Triliun

Kompas.com - 26/11/2021, 10:39 WIB
Kiki Safitri,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS com - PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) atau Mitratel, anak usaha PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) mengantongi kontrak backlog sewa menara telekomunikasi sekitar Rp 30,7 triliun hingga 2030.

"Sampai tahun 2030, backlog kontrak MTEL senilai Rp 30,7 triliun. Cakupan menara Mitratel berada di seluruh nusantara dengan 57 persen berada di luar Jawa," kata Chief Investment Officer Mitratel Hendra Purnama melalui siaran pers, Jumat (26/11/2021).

Baca juga: Menilik Prospek Kinerja Mitratel Jangka Panjang Pasca-IPO

MTEL sebagai salah satu pemain operator tower di Indonesia saat ini memiliki 28.030 menara dan 42.016 penyewa.

Hendra bilang, luasnya cakupan wilayah tersebut, membuat Mitratel dapat mengelola kerja sama tambahan dari para penyewa menara telekomunikasi.

"MTEL juga siap dalam melayani ekspansi operator di luar Jawa yang meningkatkan portofolio kolokasi," jelas Hendra.

Saat ini, Mitratel memiliki 50 persen revenue share, dengan komposisi share operator terbesar yakni Telkomsel, XL, dan Indosat mencapai 85 persen.

Melalui sinergi yang kuat dengan Telkom Group, ke depannya Mitratel akan terus melakukan ekspansi dengan menyediakan solusi infrastruktur digital secara lengkap, yaitu Penyewaan Towerco, Solusi TowerCo yang siap dimulai pada tahun 2022.

Baca juga: Harga Saham Mitratel Masih di Bawah Harga IPO, Simak Rekomendasi Analis

Pun demikian untuk Solusi InfraCo yang rencananya akan digarap pada tahun 2023, seiring perkembangan jaringan 5G yang akan mendorong bisnis menara terus tumbuh.

"Kebutuhan jaringan akan membesar dan membuat pemain menara terus berekspansi," jelas Hendra.

Mitratel saat ini menyiapkan beberapa strategi untuk memperkuat posisi mereka sebagai salah satu pemain bisnis menara.

Pertama, fokus dalam pengembangan bisnis organik, yaitu Build-to-Suit dan kolokasi baru dari operator seluler dengan menambah kapasitas dan coverage.

MTEL juga melakukan diferensiasi melalui kemampuan eksekusi B2S serta memanfaatkan sebaran menara di Nusantara untuk kolokasi dari tenan baru di area urban dan rural.

Baca juga: Mitratel Resmi IPO, Begini Kata Telkom

Dalam pengembangan bisnis anorganik, Mitratel juga menjaga kekuatan pada balance sheet dan arus kas.

“Ini dilakukan untuk akuisisi menara yang prospektif, konsolidasi portofolio aset menara di Telkom Group, dan mengakuisisi operator menara sebagai bagian dari konsolidasi industri untuk bisnis yang lebih sehat,” jelas Hendra.

Mitratel juga melakukan perluasan bisnis dengan layanan baru, yaitu mengembangkan layanan infrastruktur digital sesuai dengan kebutuhan operator seluler, dan mengoptimalkan kapasitas dari jaringan fiber Telkom.

Selanjutnya, untuk kerjasama B2B yang strategis dan terintegrasi dengan bisnis menara, MTEL membangun jaringan fiber untuk menara yang belum fiber-ready.

Kerja sama dengan perusahaan fiber optik ini memfasilitasi layanan IoT sebagai infrastructure-enabler untuk pelanggan non-operator seluler, dan ekspansi small cells dan infrastructure solutions mengantisipasi kebutuhan 5G di Indonesia.

Baca juga: Resmi Melantai di BEI, Mitratel Ungkap 4 Strategi untuk Genjot Kinerja

Mitratel juga terus meningkatkan efisiensi operasional, untuk meningkatkan profitabilitas, dan menjaga batas biaya dalam perpanjangan sewa lahan.

Hal tersebut juga dilakukan untuk mengurangi capex maintenance dan memprioritaskan maintenance yang bersifat preventif, serta meningkatkan efisiensi operasional melalui integrasi dengan sistem IT.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Whats New
IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

Whats New
Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Whats New
Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com