Saat itulah banyak investor merugi, dari investor kakap hingga investor kelas teri seperti para petani yang ikut membeli emas dan saham saham, ramai-ramai menjual portofolionya di harga terendah agar kerugian tak semakin besar.
Cerita kelam lain dari Black Friday yaitu terjadi pada 1800-an. Pemelik perkebunan di Amerika Serikat bagian Selatan dapat membeli budak dengan harga diskon pada hari setelah Thanksgiving. Namun peristiwa masih dianggap sebagai mitos.
Versi lain sejarah Black Friday adalah kekacauan di Kota Philadelphia akibatnya banyaknya turis yang berkunjung ke kota itu saat hari libur Thanksgiving untuk menyaksikan pertandingan American Football antara US Navy dan US Army.
Setelah pertandingan, banyak oranh ramai-ramai berbelanja. Karena banyaknya orang yang datang dari luar kota, membuat situasi menjadi kacau tak terkendali.
Baca juga: Minat Jualan Online? Simak Perbedaan Biaya Admin Shopee dan Tokopedia
Polisi yang sibuk dengan kemacetan parah, juga harus direpotkan dengan masifnya perampokan toko selama kekacauan itu.
Karena kejadian-kejadian buruk yang semuanya terjadi pasca-libur Thanskgiving, membuat hari Jumat di akhir November selalu berkonotasi negatif.
Namun pada akhir 1980-an, para pedagang memanfaatkan Black Friday dan mengubah konotasinya menjadi hari di mana toko-toko memberikan diskon besar.
Awal mula Black Friday adalah sejarah kelam, namun kemudian diubah oleh sekelompok pemilik toko untuk meraup untung besar dan terus berlanjut hingga saat ini.
Baca juga: Kartu Elit Hanya untuk Kalangan Tertentu, Apa Itu Black Card?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.