JAKARTA, KOMPAS.com - Untuk menggenjot produksi minyak dan gas bumi (migas), Pemerintah telah memetakan 34 lapangan migas yang menjadi kandidat lokasi proyek Enhanced Oil Recovery (EOR).
Proyek EOR merupakan salah satu strategi pemerintah untuk mengejar target produksi minyak 1 juta barel per hari (bph) pada 2030.
Pasalnya, Indonesia diyakini masih memiliki potensi cadangan minyak dan gas bumi menjanjikan. Sekarang masalahnya adalah keinginan untuk bisa temukan cadangan tersebut.
Baca juga: Kejar Target 1 Juta Barrel di 2030, SKK Migas Selenggarakan IOG 2021
Hal itu penting karena berbagai instrumen untuk mendorong pencarian cadangan migas sudah disediakan oleh pemerintah.
Sekretaris Dewan Energi Nasional (DEN) Djoko Siswanto menegaskan bahwa dengan penerapan proyek EOR, penurunan produksi migas dapat ditekan atau bahkan ada potensi peningkatan produksi.
Dia menilai berbagai hal pendukung yang dibutuhkan para pelaku usaha untuk terapkan EOR sudah disediakan oleh pemerintah. Sementara dari sisi teknologi juga sudah tersedia. Sehingga tersisa hanyalah keinginan untuk mengimplementasikannya.
Dia menuturkan jika memang teknologi belum tersedia di tanah air, kontraktor bisa bekerja sama dengan mitra yang sudah menguasai teknologi tersebut.
Baca juga: Lebih Rendah dari Proyeksi, SKK Migas Targetkan Pengeboran Sumur Pengembangan 538 Titik
“Langsung diterapkan (EOR) teken kontrak dengan vendornya (mitra), apalagi ini konsepnya ‘No Cure No Pay’ dicontoh saja kontrak yang sudah ada, simpel kalau sudah ada contoh real yang sudah berhasil,” kata Djoko dalam keterangannya, Jumat (26/11/2021).
Dalam data pemerintah, ke-34 kandidat lapangan tersebut adalah sebagai berikut:
Inisiasi untuk terapkan EOR dengan menginjeksikan CO2 saat ini secara intensif sedang dikaji di lapangan Sukowati dan Gundih.
Kemudian EOR memanfaatkan bahan kimia atau chemical EOR sebagai salah satu strategi utama untuk meningkatkan produksi minyak sebenarnya juga sudah dilakukan di lapangan Tanjung.
Kini kelanjutan pilot project di sana adalah untuk temukan bahan kimia yang tepat dan sesuai dengan karakteristik reservoir sehingga bisa diterapkan secara penuh (full scale).
Baca juga: Kebutuhan Gas Semakin Membesar, PGN Perkuat Infrastruktur dan Pasokan Gas Bumi
Sementara untuk chemical EOR lainnya juga sudah diterapkan di blok Rokan ketika masih dioperatori oleh Chevron Pacific Indonesia (CPI).
Penerapan chemical EOR tersebut rencananya akan kembali dilakukan oleh Pertamina melalui afilisasinya sebagai operator di Rokan yakni Pertamina Hulu Rokan (PHR).
Rencananya PHR akan sodorkan rencana pengembangan (Plan of Development/PoD) proyek EOR-nya pada Januari 2022.