Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lewat KTT G20, Luhut Ingin Tunjukkan Kemajuan Pembangunan di Indonesia

Kompas.com - 27/11/2021, 14:28 WIB
Ade Miranti Karunia,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menuturkan, ajang Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 bukan saja menjadi ajang showcase kemajuan sosial ekonomi Indonesia, tetapi juga menjadi ajang pengenalan budaya Nusantara kepada dunia.

Pernyataan tersebut ia ungkapkan dalam agenda menyambut Presidensi G20 Indonesia Tahun 2022 secara virtual, Jumat (27/11/2021) malam.

"Dalam pandangan saya, Indonesia sebagai negara tuan rumah G20 menyiratkan bahwa kita ingin meningkatkan pengakuan, pengaruh, dan kekuatan secara global, tapi di sisi lain mereka (negara mitra) juga menunggu peningkatan peran regional dan global kita," kata Luhut dikutip pada Sabtu (27/11/2021).

Baca juga: Menko Airlangga Pasang Target Indonesia di KTT G20, Apa Saja?

Luhut mengatakan, Indonesia menjadi negara tuan rumah dalam presidensi G20 pada tahun 2022 dapat memainkan peran penting dalam pemulihan pasca-pandemi Indonesia.

"Kita harus memanfaatkan momentum untuk membuka potensi Indonesia dan mempromosikan kemajuan pembangunan kita ke dunia," ujar dia.

Beberapa hal yang akan menjadi fokus pemerintah Indonesia saat ini mencakup beberapa sektor yang terdampak Pandemi, seperti sektor pariwisata dan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Selain itu, Indonesia juga akan menunjukkan inisiatifnya menuju pembangunan berkelanjutan sebagaimana telah disepakati bersama dalam Perjanjian Paris seperti transisi energi dan penggunaan kendaraan listrik.

Namun, inisiatif tersebut dirasa tidaklah cukup.

Baca juga: Luhut: Jokowi Akan Sampaikan Pentingnya Restorasi Mangrove di Forum G20

"Mengikuti promosi apa yang telah kita lakukan, kita juga harus mampu menangkap minat global yang meningkat untuk berinvestasi di Indonesia dengan menciptakan peluang investasi yang selaras dengan tujuan pembangunan nasional," tutur Luhut.

Dalam kesempatan itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, dengan mengangkat tema Recover Together, Recover Stronger, KTT G20 diharapkan menjadi forum yang mampu menyelesaikan kondisi ketidakseimbangan Indonesia dan dunia akibat pandemi.

"Oleh sebab itu, penguatan kerja sama dan kolaborasi, serta inovasi tiada henti menjadi hal yang perlu diterapkan secara konkrit, relevan, komprehensif, dan adaptif," ujar Airlangga.

Berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 21 Tahun 2021, terdapat sejumlah kegiatan dari presidensi G20, mulai dari KTT G20, persiapan pertemuan multitier, G20 side events. Ajang G20 akan diadakan di 19 kota dengan 150 pertemuan dan diperkirakan dihadiri oleh 20.988 delegasi.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, walaupun hanya diikuti oleh 20 negara, tetapi telah menyumbang 80 persen dari total produk domestik bruto (PDB) di dunia.

Baca juga: Airlangga: Presidensi G20 Indonesia Jadi Momentum Branding di Dunia Internasional

Hal ini dipastikan akan menguatkan sektor perekonomian, seperti melalui bidang perdagangan, investasi, ketenagakerjaan, agrikultur, kesehatan, pendidikan, human capital dan Sustainable Development Goals (SDG's).

Tujuan utama diadakannya side events adalah untuk memastikan bahwa anggota G20 dapat memperoleh pemahaman yang jelas dan komprehensif tentang agenda prioritas KTT G20.

Acara tersebut diharapkan dapat mengoptimalkan multiplier effects dari perekonomian Indonesia, baik melalui promosi, investasi, maupun perdagangan.

"Dapat dibilang misi kita ini ambisius dan menantang, terlebih pandemi Covid-19 memberi implikasi bagi sistem finansial global, tetapi asalkan bekerja sama, kita pasti bisa," ucap Sri Mulyani.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com