Oleh karenanya, ia tetap berharap lender ritel ini tetap dimiliki oleh Akseleran dengan memberikan perlindungan asuransi 99 persen dengan tingkat gagal bayar saat ini kurang dari 0,1 persen. Meskipun, ia justru berencana akan sedikit mengurangi lender ritel dengan menambah porsi lender institusional untuk memperbesar penyaluran pinjamannya.
Adapun, dari jumlahnya, lender ritel Akseleran berasal dari usia 18 hingga 27 tahun. Namun, dari sisi jumlah pendanaan, lender dengan usia 28 hingga 37 tahun masih mendominasi.
Baca juga: Daftar Lengkap Pinjol Resmi OJK 2021
Sementara itu, pemain fintech lainnya, KlikA2C menawarkan imbal hasil untuk lendernya sebesar 12 persen hingga 18 persen per tahun.
Namun, CEO KlikA2C Djoemingin Budiono bilang, kalangan usia yang menjadi lender ritel di kisaran usia 40 hingga 50 tahun mengingat ada batas minimum pendanaan senilai Rp 100 juta.
“Kami menaruh batas minimum itu agar orang-orang yang masuk itu benar-benar ngerti karena risiko juga ditanggung lender,” ujar Djoe.
Sekadar informasi, lender ritel di KlikA2C masih mendominasi sebanyak 60 persen dari total penyaluran pinjamannya. Adapun, sejak awal berdiri tahun 2016 telah mencatatkan akumulasi pinjamannya mencapai Rp 529,87 miliar. (Adrianus Octaviano)
Artikel ini telah tayang di Kontan.co.i dengan judul Untung rugi menjadi lender fintech p2p lending, berikut gambarannya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.