Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jejak Kemesraan Erick Thohir dengan Banser

Kompas.com - 29/11/2021, 15:31 WIB
Muhammad Idris

Penulis

KOMPAS.com - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir kembali jadi sorotan publik seusai muncul kabar bahwa ia bergabung menjadi anggota Banser atau Barisan Ansor Serbaguna.

Mantan bos Inter Milan itu secara resmi menjadi anggota kehormatan Banser. Bahkan untuk masuk keanggotaan organisasi sayap NU itu, ia sampai rela berjalan jongkok dan berjalan merangkak dalam rangkaian pendidikan dan pelatihan dasar sebagai syarat menjadi anggota.

Melalui akun instagram pribadinya, Erick Thohir juga membagikan unggahan video maupun foto saat dirinya mengikuti diklatsar di Sekolah Citra Alam, Jakarta Selatan itu. 

Di sisi lain, tak sedikit pula publik yang menilai sumbang kalau aksi Erick Thohir tersebut sebagai bagian dari jalan menuju kontestasi Pilpres 2024.

Baca juga: Daftar 9 Pentolan NU yang Jadi Komisaris BUMN

Usai dilantik menjadi anggota kehormatan Banser, Erick Thohir mengatakan selama ini Banser telah berkomitmen jihad untuk Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Organisasi itu juga dinilai menjunjung tinggi keberagaman dan perbedaan yang menjadi kekuatan bagi Indonesia.

Kedekatan Erick dan Banser 

Kedekatan Erick Thohir dan Banser sendiri sebenarnya bukan hal baru. Organisasi pimpinan Yaqut Cholil Qoumas itu sebelumnya sudah berkolaborasi melaksanakan kegiatan dari Kementerian BUMN. 

Erick Thohir menunjuk Banser sebagai mitra pendamping pada program Pemberdayaan UMKM yang digelar Kementerian BUMN. Program ini dilakukan secara nasional dengan memberdayakan cabang dan ranting organisasi sayap NU di berbagai pelosok daerah.

Dikutip dari laman resmi Kemenag, program ini merupakan pendampingan dan pengembangan kewirausahaan pemuda Indonesia di bawah naungan Pemuda Ansor. 

Baca juga: Stafsus Erick Thohir Sindir Ahok: Komut Merasa Dirut Itu Jangan, Harus Tahu Batasan

Program ini juga akan mengenalkan dan ikut memasarkan produk-produk UMKM GP Ansor di Indonesia melalui sebuah aplikasi Sobat Bayar. GP Ansor tak lain adalah induk yang menaungi Banser di Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).

Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan program ini diharapkan dapat membangun ekosistem yang sebesar-besarnya bersama rakyat melalui UMKM yang menjadi tulang punggung perekonomian umat, termasuk kemandirian pesantren. 

"UMKM perlu pendampingan, pendanaan dan market,  dan itu semua ada di BUMN.  Begitu juga dengan ekonomi pesantren," kata Erick Thohir.

"Kami akan mengekplore lebih dalam lagi untuk menjalin kerja sama dengan Ansor dan pesantren. Saya bersama Gus Yaqut satu kesatuan yang punya niat baik dalam membangun ekonomi dan Insya Allah kerja sama ini akan terus ditingkatkan, " sambung Erick Thohir.  

Baca juga: Berapa Jumlah BUMN di China dan Mengapa Mereka Begitu Perkasa?

Aktivitas dari program ini adalah membantu para kader GP Ansor mendapatkan pelatihan usaha dan permodalan. Kader GP Ansor yang mendapatkan pelatihan, akan didorong agar memiliki usaha masing-masing di rumahnya.

Jumlah kader GP Ansor di Indonesia saat ini, diperkirakan sekitar 8,5 juta. Salah satu perusahaan BUMN yang menggagas program ini adalah Bank BNI.

Tokoh NU di kursi komisaris BUMN

Beberapa komisaris BUMN juga tercatat diisi beberapa tokoh penting yang lekat dengan Nahdlatul Ulama (NU), ormas terbesar di Indonesia. 

Sebagian nama komisaris BUMN juga terafiliasi langsung dengan kepengurusan di Pengurus PBNU yang merupakan organisasi yang menaungi GP Ansor dan Banser. 

Baca juga: Blak-blakan Erick Thohir soal Bisnis PCR PT GSI Milik Kakaknya

Beberapa pentolan NU yang saat ini tercatat sebagai komisaris BUMN antara lain Ahmad Sudrajat sebagai Komisaris PT Sucofindo (Persero), dan Said Aqil Sirodj sebagai Komisaris PT KAI (Persero).

Kemudian ada nama Irfan Wahid sebagai Komisaris PT Angkasa Pura I (Persero), Masduki Baidlowi sebagai Komisaris Bank Syariah Indonesia, Ulil Abshar Hadrawi sebagai Komisaris PT Indonesia Power anak usaha PT PLN (Persero),  dan Ishfah Abidal Aziz sebagai komisaris di anak usaha PT Krakatau Steel, PT Krakatau Daya Listrik. 

Nama tokoh PBNU lain yang sempat tercatat sebagai komisaris BUMN adalah Andi Najmi Fuaidi sebagai Komisaris PT Inhutani I (Persero), dan Marsudi Syuhud sebagai Komisaris PT BGR (Persero).

Baca juga: Bantahan Luhut dan Erick Thohir Keruk Untung dari Bisnis PCR PT GSI

Kedekatan dengan PBNU

Selama menjabat sebagai Menteri BUMN, Erick Thohir juga bekerja sama dengan para pengurus PBNU dalam program-programnnya. Ketua PBNU, bahkan didaulat jadi Komisaris PT KAI. 

Dikutip dari laman resmi Kementerian BUMN, Erick Thohir menjalin kerja sama dengan Perkumpulan Pengusaha dan Profesional Nahdliyin (P2N-PBNU) rangka mengakselerasi pemulihan ekonomi nasional.

“Saya harap, Perkumpulan Pengusaha dan Profesional Nahdliyin (P2N) dapat memberikan warna dalam dunia perdagangan, perekonomian, dan profesionalisme dalam rangka Pemulihan Ekonomi Nasional yang langsung dapat berdampak kebaikan bagi masyarakat Indonesia,” ujar Erick Thohir. 

Melalui sebuah MoU, Kementerian BUMN dan PBNU mengolaborasikan beberapa program yang meliputi pemberdayaan Sumber Daya Manusia, optimalisasi peran Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dalam hal pengadaan barang dan jasa BUMN yang dapat dilakukan melalui platfor digital PaDi UMKM.

Program lain yakni dukungan pelaksanaan program pembinaan masyarakat sekitar yang berkaitan dengan program tanggung jawab sosial dan lingkungan. Erick menekankan pentingnya partisipasi PBNU dalam implementasi program-program tersebut.

Baca juga: Pendiri PT GSI Blak-blakan Awal Mula Bisnis PCR dan Keterlibatan Luhut

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com