Gupon Kehati Burhan dibangun sebagai tempat berlindung bagi serangga predator dengan menanam tanaman turnera subulata untuk bertahan melalui pergantian musim, serta menyediakan habitat untuk inang atau mangsa alternative.
Baca juga: Ribuan Burung Pipit Mendadak Mati hingga Ikan Berlompatan di Pinggir Pantai, Ada Apa?
Selain itu, pembinaan juga telah menghasilkan inovasi teknologi sederhana pengusir burung pipit dikenal dengan program alat pengusir burung pipit (Pembibit).
“Perusahaan sudah menerapkan best management practice dengan penggunaan burung hantu atau Tyto Alba,” jelas Taupan.
Tak hanya itu, sebut dia, pihaknya juga telah memanfaatkan beneficial plant seperti turnera, dan penggunaan antigonon sebagai musuh alami ulat pemakan daun yang terbukti mampu mengurangi penggunaan pestisida.
Atas dasar inilah, lanjut Taupan, inovasi yang dilakukan di kebun bisa diinformasikan kepada masyarakat, khususnya petani padi, melalui program Tani Mandiri.
“Kami berharap program ini bisa berjalan dengan baik dan mampu dirasakan manfaatnya oleh petani binaan,” imbuhnya.
Baca juga: Berkat RJIT, Produktivitas Pertanian Poktan di Padang Pariaman Ini Melonjak
Saat ini, terdapat dua poktan yang terlibat aktif sebagai binaan, yaitu Poktan Sinar Jaya 1 dan Poktan Sinar Jaya 2 dengan total petani sebanyak 46 orang.
Sejak dimulainya pembinaan, program itu telah berhasil memanfaatkan limbah pertanian jerami padi sebesar 7.924 kilogram (kg) dan tandan buah kosong (TBK) sebesar 6.751 kg sebagai media tanam turnera subulata.
“Sudah ada sebanyak 6.000 bibit tanaman turnera subulata yang tertanam dengan menggunakan media tanam tersebut,” ucap Taupan.
Tak hanya itu, lanjut dia, telah dipasang pula lima gupon dengan total 10 burung hantu sebagai predator alami pembasmi serangan tikus, dan juga telah terpasang dua bah teknologi sederhana pengusir burung pipit.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.