Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekonomi Digital Tiap Daerah Tidak Merata, Ini Sebabnya

Kompas.com - 30/11/2021, 10:11 WIB
Fika Nurul Ulya,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Tim Pelaksana Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah Kemenko Perekonomian, Iskandar Simorangkir mengatakan, penetrasi ekonomi digital di Indonesia tidak merata.

Sebagian besar investasi digital yang masuk ke Indonesia masih terpusat di Jabodetabek dan Bandung. Padahal pada tahun 2020, nilai investasi digital ke Indonesia menjadi yang terbesar di ASEAN, yakni mencapai Rp 60 triliun.

"Ini artinya, secara inklusif ekonomi digital baik per kapita mupun per daerah tidak merata. Penyebabnya infrastruktur," kata Iskandar webinar Peluang Investasi Daerah, Selasa (30/11/2021).

Baca juga: Kemendag: Ekonomi Digital Indonesia Berpotensi Tumbuh 8 Kali Lipat di 2030

Iskandar menuturkan, pembangunan teknologi informasi dan komunikasi juga masih terpusat di wilayah Jakarta. Provinsi DKI Jakarta menjadi yang tertinggi dengan nilai 7,27. Penetrasi internet yang mencapai 73,7 persen pun terkonsentrasi di Jawa.

Kemudian, kaum milenial dengan pendidikan tinggi di bidang IT lebih banyak tinggal di wilayah Jawa atau Jabodetabek.

"Ini turut menyebabkan perkembangan investasi dan digital ekonomi banyak terpusat di kawasan tersebut," beber Iskandar.

Padahal kata dia, Indonesia memiliki potensi nilai ekonomi digital yang besar. Google, Temasek, dan Bain dalam laporan bertajuk e-Conomy SEA 2021 memperkirakan, nilai ekonomi digital Indonesia 70 miliar dollar AS atau Rp 997 triliun tahun ini.

Nilai tersebut diprediksi melonjak menjadi 146 miliar dollar AS atau sekitar Rp 2.080 triliun pada 2025. Kalau dilihat secara keseluruhan market market value Indonesia yang mencapai 44 miliar dollar AS merupakan yang terbesar di ASEAN.

"Namun bila dilihat ekonomi digital per kapita, Indonesia menduduki urutan ke-4," jelas Iskandar.

Untuk menangani masalah tersebut, pihaknya terus mendorong pembangunan infrastruktur Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), seperti Palapa Ring.

Kemudian pembangunan Base Transceiver Station (BTS), baik di daerah terpencil yang didanai dari pemerintah maupun yang bekerja sama dengan provider internet swasta.

"Dari sisi SDM, kami terus mempercepat pengembangan digital talent yang diharapkan bisa menciptakan 9 juta talenta digital 15 tahun terakhir," pungkas Iskandar.

Baca juga: Google: Ekonomi Digital Indonesia 2021 Capai 70 Miliar Dollar AS

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com