Kukuh berujar, perusahaannya mengekspor produk ke salah satu perusahaan multinasional penghasil minyak terbesar di Malaysia.
Bila berjalan lancar, ekspor ke Malaysia bisa meningkat sampai 2 juta liter reduktan pestisida.
Selain merambah pasar luar negeri, produk ini sudah merambah 25 perusahaan perkebunan besar Indonesia, termasuk Sinarmas dan grup-grup Djarum.
Baca juga: Perdagangan Internasional: Definisi Ekspor Impor dan Faktor Pendorong
Kukuh bilang, peluang ekspor makin terbuka lebar lantaran perusahaan sudah mendapat minat dari perusahaan multinasional yang menjadi distributor internasional mengirim ke ASEAN, Asia, Afrika, hingga Amerika Latin.
"Jadi kami sedang dalam proses regulasi untuk bisa mendistribusi ke produk kami tidak hanya ke Malaysia tapi ke seluruh negara di ASEAN, Asia, Afrika, maupun Amerika latin," jelas dia.
Kukuh menjelaskan, reduktan herbisida sudah mampu mengurangi penggunaan pertisida sintetis sekitar 2 juta liter di seluruh Indonesia dan Malaysia.
Kini, reduktan herbisida sudah digunakan di 1,5 juta hektar lahan pertanian di seluruh Indonesia dan Malaysia.
Dari 25 perusahaan perkebunan besar yang menjadi mitra, produk tersebut sudah mengurangi pembiayaan pertisida mencapai Rp 40 miliar.
Baca juga: Kemendag: Ekspor-Impor Bisa Menjadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi 2022
"Kita sudah kurangi risiko paparan pestisida kepada lebih dari 5.500 tenaga penyemprot di perkebunan dan pertanian. Proses produksi bahkan bisa 200-400 kali lebih efisien dan lebih rendah energi dibanding pestisida pada umumnya," pungkas Kukuh.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.