BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Sido Muncul

Raih Penghargaan Industri Hijau Empat Kali Berturut-turut, Bukti Komitmen Sido Muncul dalam Keberlanjutan Lingkungan

Kompas.com - 01/12/2021, 10:25 WIB
Yogarta Awawa Prabaning Arka,
Agung Dwi E

Tim Redaksi

KOMPAS.com – PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk kembali mendapatkan penghargaan Industri Hijau Level 5 dari Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Selasa (30/11/2021). Penghargaan yang sama juga didapat perusahaan pada 2017, 2018, dan 2019. Sementara, pada 2020, ajang penghargaan Industri Hijau ditiadakan karena pandemi Covid-19 baru mewabah.

Penghargaan tersebut diberikan karena Sido Muncul dinilai telah berhasil menjalankan prinsip keberlanjutan, termasuk pengaplikasian teknologi ramah lingkungan, pada proses bisnis dan rantai pasok usahanya.

Direktur Marketing Sido Muncul Irwan Hidayat mengatakan, penghargaan Industri Hijau menjadi salah satu target Sido Muncul di bidang lingkungan.

Menurutnya, pemeliharaan lingkungan secara berkelanjutan di area operasional Sido Muncul memiliki urgensi yang sama pentingnya dengan keberlangsungan bisnis perusahaan.

Ia sendiri mengakui bahwa penerapan prinsip keberlanjutan pada industri jamu memiliki tantangan. Terlebih, pengelolaan industri jamu lebih sulit ketimbang farmasi. Pasalnya, limbah industri jamu memiliki kadar biological oxygen demand (BOD) dan chemical oxygen demand (COD) yang tinggi.

“Kami pun mengembangkan teknologi untuk mengolah limbah. Termasuk, membangun plant dengan tangki up-flow anaerobic sludge blanket (UASB) untuk memproses berbagai varian limbah,” ujar Irwan pada konferensi pers penerimaan penghargaan di kantor Sido Muncul, Jakarta, Selasa.

Sebagai perusahaan pabrik jamu, lanjut Irwan, pencapaian Sido Muncul tidak hanya ditunjukkan pada aspek bisnis semata, tetapi juga pada keberhasilan pengelolaan limbah. Maka dari itu, pihaknya berupaya menjaga lingkungan sekitar dari dampak limbah operasional Sido Muncul, terlebih pada air tanah.

Pengelolaan limbah perusahaan tak sekadar dilakukan lewat pengadaan fasilitas. Irwan mengatakan, demi mengurangi limbah, Sido Muncul melakukan efisiensi bahan baku.

Bahan baku berkualitas dengan kadar rendemen zat aktif tinggi dipilih oleh Sido Muncul pada proses produksi. Langkah ini bertujuan untuk mengurangi penggunaan bahan baku secara berlebihan.

“Oleh karena itu, Sido Muncul dapat menghasilkan produk dengan zat aktif yang tinggi, tetapi dengan bahan yang lebih sedikit. Dengan demikian, lebih efisien,” ujarnya.

Kemudian, jelas Irwan, limbah padat dari proses produksi Sido Muncul diolah menjadi bahan bakar. Efisiensi energi yang didapat pun bisa berlipat.

Sido Muncul juga akan membangun dan mengembangkan tempat pembibitan (nursery) tanaman rempah. Bibit tanaman rempah nantinya dibagikan kepada pemerintah dan masyarakat.

Tak hanya itu, pihaknya juga memiliki program pengembangan masyarakat, khususnya di sekitar wilayah operasional Sido Muncul. Program tersebut berupa pembangunan lingkungan yang berdampak kepada masyarakat, salah satunya desa wisata.

“Kami membangun desa wisata, seperti desa buah dan desa rempah. Program tersebut turut dinilai oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Kementerian LHK), yakni seberapa besar dampak perusahaan terhadap masyarakat dan lingkungan sekitar,” tuturnya.

Pertahankan praktik produksi berkelanjutan

Pada kesempatan sama, General Manager Lingkungan Sido Muncul Hadi Hartojo mengatakan bahwa penghargaan Industri Hijau yang diraih Sido Muncul tidak lepas dari dukungan manajemen. Dukungan tersebut membuat pihaknya terus melakukan pengembangan dan inovasi.

Adapun, lanjut Hadi, penilaian pada penghargaan Industri Hijau dilakukan terhadap tiga aspek di perusahaaan, yakni teknis, produksi, dan manajemen. Dari ketiga aspek tersebut, Sido Muncul mendapatkan skor di atas 92.

Penghargaan Industri Hijau Level 5 dari Kemenperin. (KOMPAS.COM/YOGARTA AWAWA PRABANING ARKA). Penghargaan Industri Hijau Level 5 dari Kemenperin.

“Dengan dukungan dari manajemen, kami (dapat) mengerahkan sumber daya untuk terus berbuat lebih baik lagi,”’ kata Hadi.

Hadi pun menjabarkan kunci Sido Muncul bisa mendapatkan penghargaan Industri Hijau sebanyak empat kali berturut-turut.

Dalam proses produksi, Sido Muncul tidak hanya menghasilkan produk jamu berkualitas. Perusahaan juga memperhitungkan besaran emisi serta dampak dan pengelolaan limbah terhadap lingkungan.

“Efektivitas dalam pemakaian bahan baku dan efisiensi dalam penggunaan listrik dan air menjadi salah satu kunci dalam pengelolaan limbah yang berkelanjutan,” ujar Hadi.

Terkait sumber energi, Hadi Melanjutkan, Sido Muncul sudah menggunakan teknologi panel surya di pabrik Klepu, Kabupaten Semarang. Selain itu, sejak 2019, Sido Muncul juga sudah menggunakan gas untuk mencukupi 50 persen kebutuhan energi dan sisanya berasal dari limbah bahan bakar.

Penggunaan limbah sebagai bahan bakar, jelasnya, mampu menekan biaya produksi dalam penggunaan energi.

Ia pun berharap, sebagai peraih penghargaan Industri Hijau, Sido Muncul dapat terus mengimplementasikan praktik produksi berkelanjutan yang peduli terhadap keberlangsungan lingkungan.

“Semoga kami dapat terus meneruskan prestasi ini di tengah tantangan permasalahan lingkungan di masa depan,” tuturnya.


komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com