Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masuk 3 Besar Pemain Menara, dari Mana Saja Sumber Pendapatan Mitratel?

Kompas.com - 01/12/2021, 16:22 WIB
Kiki Safitri,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk atau Mitratel (MTEL) kini masuk dalam tiga besar pemain di sektor menara, sejajar dengan PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) dan PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG), dengan kapitalisasi pasar mencapai Rp 68,43 triliun.

Sebagai salah satu pemain besar di industri menara, lantas dari mana saja sumber pendapatan anak perusahaan Telkom ini?

Baca juga: Kurangi Emisi Karbon, 615 Tower Mitratel Gunakan Panel Surya

Direktur Investasi PT Dayamitra Telekomunikasi Hendra Purnama menjelaskan pendapatan Mitratel bersumber dari banyak lini.

“Mitratel juga akan memperoleh keuntungan dari lini bisnis edge computing, internet of things (IoT), dan masih banyak lini bisnis lain yang muncul seiring era 5G,” kata Hendra dalam siaran pers, Rabu (1/12/2021).

Perseroan juga memanfaatkan peluang bisnis dari penggunaan serat optik untuk optimalisasi layanan 5G.

“Tanpa serat optik, layanan 5G sulit berjalan maksimal,” tambah dia.

Meski terus berupaya meningkatkan pendapatan, Mitratel juga melakukan efisiensi dalam memperbaiki posisi margin.

Baca juga: Mitratel Kantongi Kontrak Sewa Menara Senilai Rp 30,7 Triliun

Adapun upaya efisiensi tersebut yakni dengan terus menekan jumlah vendor yang dilakukan sejak awal tahun ini.

“Jumlah vendor kami kurangi dari yang dahulu ada 22, sekarang tinggal sembilan. Dari situ, kami juga membuat klaster-klaster tertentu. Jadi, mereka operasinya lebih enak di area tertentu dan economic of scale juga lebih baik. Hasilnya, biaya mereka lebih kecil dan biaya ke kami juga lebih rendah," ujar Hendra.

Hendra menjelaskan, Mitratel akan melakukan digitalisasi untuk meningkatkan efisiensi di proses dan lapangan, terutama dari sisi maintenance.

Berbagai upaya efisiensi itu mencakup, maintenance menara yang biasanya dalam sebulan menelan biaya sekitar Rp 2,7 juta per bulan, per Juni 2021 turun menjadi Rp 1,7 juta atau setara 34 persen.

MTEL juga menargetkan pendapatan rata-rata tumbuh 10-11 persenper tahun, di atas industri menara telekomunikasi yang tumbuh 5-6 persen.

Baca juga: Mitratel Kantongi Kontrak Sewa Menara Senilai Rp 30,7 Triliun

Ia yakin, kinerja ini bisa didukung oleh neraca keuangan perseroan yang berada posisi kuat.

“Pertumbuhan pendapatan didukung oleh neraca keuangan yang kuat. Dengan begitu, Mitratel akan mendapatkan pertumbuhan pendapatan melalui bisnis organik maupun anorganik. Kami juga menargetkan tenancy ratio pada 2025-2026 menjadi 1,8 kali dari rata-rata saat ini 1,5 kali,” tegas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com