Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sepenggal Cerita Petani Tembakau, dari Warisan hingga Cinta...

Kompas.com - 01/12/2021, 20:05 WIB
Elsa Catriana,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

Menurut Alhairi, banyak tembakau dibuang karena tidak ada yang membelinya. Namun, kata dia, hal itu tidak terjadi pada petani mitra.

Petani mitra adalah petani yang bergabung dengan perusahaan pemasok tembakau untuk Sampoerna melalui program kemitraan “Sistem Produksi Terpadu”. Program ini telah dijalankan Sampoerna sejak 2009.

Para petani mitra pun tak harus gigit jari karena ada komitmen pembelian tembakau sesuai jumlah dan mutu yang telah disepakati.

Pasca peristiwa letusan Gunung Raung yang berimbas pada pendapatan mereka, Alhairi, Jumari, dan Mursidi memutuskan bergabung sebagai petani mitra melalui perusahaan pemasok tembakau Sampoerna, Sadhana. Mereka bergabung pada tahun 2016 dan 2017.

Alhairi mengatakan, ia memutuskan menjadi petani mitra setelah melihat para petani mitra yang tak harus membuang tembakaunya saat letusan Gunung Raung.

“Waktu gunung meletus sampai banyak tembakau dibuang, ini petani yang bukan mitra. Yang mitra ya enak. Saya terpengaruh ikut mitra waktu itu. Tapi baru bisa masuk tahun 2017. Ya gara-gara itu (saat gunung meletus), tembakau sampai dibuang-buang. Tidak laku. Tidak ada yang mau beli. Tapi Sampoerna ke mitranya tetap beli. Jadi pasti ingin ikut mitra,” ujar dia.

Alasan yang sama diungkapkan Mursidi. Pukulan keras pasca letusan Gunung Raung, mendorongnya ingin bergabung sebagai petani mitra.

“Sebelum saya ikut mitra itu kan ada Gunung Raung yang meletus. Itu yang paling berefek. Tembakau saya juga harganya anjlok. Sedangkan di gudang teman-teman dan saudara-saudara saya yang ikut mitra harganya tetap. Sedangkan kami yang tidak ikut mitra, kewalahan menjualnya. Di situ enaknya ikut mitra,” kata Mursidi.

Menjadi petani mitra membuat hati mereka lega. Salah satunya, karena ada komitmen pembelian tembakau hasil panen.

Para petani tak hanya mendapatkan itu. Melalui Sistem Produksi Terpadu melainkan para petani mendapatkan pengetahuan mengenai Praktik Pertanian yang Baik (Good Agricultural Practices).

Ada pendampingan dan pelatihan yang diberikan kepada para petani tembakau untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas pertaniannya. Dengan berbagai pelatihan ini, diharapkan bisa menjaga kualitas dan mendorong peningkatan pendapatan petani tembakau.

Baca juga: Kemenkes Dukung Tarif Cukai Tembakau Disederhanakan untuk Manfaat JKN BPJS Kesehatan

Menurut Mursidi, berbagai pelatihan telah diikutinya sejak menjadi petani mitra. Misalnya, pelatihan cara bertanam tembakau yang baik agar hasil panennya bagus, cara pengeringan tembakau yang efektif, serta diperkenalkan penggunaan alat pertanian yang lebih modern.

Ia mengatakan, dengan pengetahuan-pengetahuan baru itu, tak hanya hasil panen yang lebih baik, tetapi juga bisa menghemat biaya produksi.

Mursidi mencontohkan, petani diajarkan membuat bedengan yang digunakan untuk proses pengeringan tembakau.

“Apalagi pakai tunnel, cara pengeringannya itu sudah tidak ribet. Kalau dulu, mulai dari basah sampai kering, jemur terus. Biayanya yang tinggi, karena butuh waktu satu minggu. Kalau pakai ini (tunnel), hanya jemur dua hari atau tidak usah dijemur langsung dimasukkan seperti ini (menunjuk daun-daun tembakau di belakangnya). Biayanya juga lebih irit,” kata Mursidi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Whats New
Kemehub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemehub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Whats New
Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Whats New
Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Whats New
Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Signifikansi 'Early Adopters' dan Upaya 'Crossing the Chasm' Koperasi Multi Pihak

Signifikansi "Early Adopters" dan Upaya "Crossing the Chasm" Koperasi Multi Pihak

Whats New
Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Whats New
Cara Gadai BPKB Motor di Pegadaian, Syarat, Bunga, dan Angsuran

Cara Gadai BPKB Motor di Pegadaian, Syarat, Bunga, dan Angsuran

Earn Smart
Harga Minyak Dunia Melonjak 3 Persen, Imbas Serangan Balasan Israel ke Iran

Harga Minyak Dunia Melonjak 3 Persen, Imbas Serangan Balasan Israel ke Iran

Whats New
Kembangkan Karier Pekerja, Bank Mandiri Raih Peringkat 1 Top Companies 2024 Versi LinkedIn

Kembangkan Karier Pekerja, Bank Mandiri Raih Peringkat 1 Top Companies 2024 Versi LinkedIn

Whats New
Cara Cek Angsuran KPR BCA secara 'Online' melalui myBCA

Cara Cek Angsuran KPR BCA secara "Online" melalui myBCA

Work Smart
10 Bandara Terbaik di Dunia Tahun 2024, Didominasi Asia

10 Bandara Terbaik di Dunia Tahun 2024, Didominasi Asia

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com