JAKARTA, KOMPAS.com - Perusahaan modal ventura, AC Ventures (ACV) menutup dana kelolaan ketiganya dengan total nilai mencapai 205 juta dollar AS, atau hampir setara dengan Rp 3 triliun dalam committed capital.
Dengan perolehan tersebut, total Asset Under Management (AUM) ACV mencapai 380 juta dollar AS untuk seluruh dana kelolaannya.
Pendanaan tersebut mengalami kelebihan permintaan, dengan beberapa limited partner (LP) institusional global dan regional ternama tergabung ke jajaran investor, mulai dari International Finance Gorup (IFC) milik Bank Dunia dan Disrupt AD yang merupakan lengan ventura dari Abu Dhabi Developmental Holdings.
Founding Partner AC Ventures Pandu Sjahrir mengatakan, tingginya antusias itu selaras dengan peluang ekonomi digital Indonesia yang menjanjikan.
“Ketahanan ekonomi Indonesia dalam menghadapi kesulitan ini tidak hanya memberi peluang besar bagi sektor internet untuk pulih, melainkan juga membuka kesempatan exit yang semakin menjanjikan seiring dengan meningkatnya jumlah perusahaan teknologi raksasa regional yang go public (IPO),” tutur dia dalam keterangannya, Kamis (2/12/2021).
Baca juga: Cara Transfer Lewat DANA ke Bank, Bisa Gratis Biaya Admin
Lebih lanjut Ia menjelaskan, dana kelolaan III telah aktif diinvestasikan sejak penutupan pertamanya pada Maret 2020.
Dana itu hingga kini telah diinvestasikan ke 30 perusahaan rintisan atau startup, dari 35 yang ditargetkan.
"ACV menargetkan untuk bisa menyalurkan pendanaan mencapai lebih dari 100 juta dollar AS hingga akhir 2021," ujar Pandu.
Sementara itu, Founder & Managing Partner ACV Michael Soerijadji menyebutkan, sejumlah perusahaan yang menerima investasi selama tahap pra-Seri A telah mengalami perkembangan signifikan di tengah kondisi pandemi Covid-19.
Sejumlah perusahaan tersebut mulai dari Shipper, Stockbit, Ula, Aruna, BukuWarung, dan CoLearn telah tercatat menyandang status Centaur atau memiliki valuasi antara 100 juta dollar AS hingga 1 miliar dollar AS.
"Kami memastikan agar para founder dari portofolio perusahaan kami memiliki dukungan sumber daya dan jaringan yang mereka butuhkan untuk membangun bisnis bernilai miliaran dolar," ucap Michael.
Baca juga: Minyak Sawit Dinilai Bisa Menjadi Solusi Krisis Energi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.