JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir terus melakukan perampingan jumlah BUMN maupun jumlah anak-cucu perusahaan pelat merah.
Ia ingin BUMN bisa fokus pada lini bisnis utamanya.
Erick menjelaskan, jumlah BUMN kini sudah dirampingkan, dari semula ada 108 perusahaan menjadi 41 perusahaan.
Baca juga: Erick Thohir: Banyak Anak Cucu BUMN Nilainya Kecil, Nyedot Kayak Benalu
Perampingan dilakukan dengan menggabungan antara BUMN atau membuat holding BUMN, seperti penggabungan Pelindo I, II, III, IV yang merupakan BUMN layanan jasa pelabuhan, serta membentuk Holding BUMN Ultra Mikro dengan menggabungkan Pegadaian dan Permodalan Nasional Madani (PMN) ke Bank Rakyat Indonesia (BRI).
"Ada juga holding di sektor semen, perkebunan, pertambangan, hingga migas. Jadi holding-holdingnya ini sudah rapih," ujar Erick dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI, Kamis (2/12/2021).
Namun, meski jumlah BUMN sudah berkurang, Erick merasa jumlah anak-cucu perusahaan pelat merah masih terlalu gendut.
Apalagi kebanyakan anak-cucu itu tak sesuai dengan lini bisnis utama dan tak memiliki kinerja yang optimal untuk mendukung perusahaan induk.
"Masih banyak anak-cucu BUMN yang nilainya kecil-kecil, dikelola tidak maksimum. Ibaratnya ada holding dan anak-cucu ini semua nyedot terus seperti benalu di pohon," kata dia.
Baca juga: Cara Erick Thohir Mencegah Adanya Raja-raja Kecil di BUMN
"Akhirnya, nanti holdingisasi yang sudah rapih akan tersedot yang kecil-kecil, apalagi yang bukan menjadi main business-nya, seperti suplai air, suplai aspal, laundry, dan sebagainya," lanjut Erick.
Ia mencontohkan, seperti pada PT Telkom Indonesia (Persero) yang saat ini berkinerja baik dengan pendapatan sebesar Rp 106 triliun dan pangsa pasar (market cap) mencapai Rp 411 triliun.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.