Menurut Erick, kinerja positif itu bisa menurun jika memiliki banyak anak-cucu usaha yang tak sesuai bisnis utama Telkom. Hingga saat ini dia pun telah menutup 13 anak-cucu usaha Telkom.
"Misal seperti Telkom, kalau Telkom punya anak-cucu lagi dan ketika melihat profitnya besar, nanti disedot lagi, yang akhirnya juga bisa terjadi KKN (korupsi, kolusi, dan nepotisme) diantara mereka, kan akhirnya jatuh," jelasnya.
Oleh karena itu, Erick memastikan, akan melepas sebagian anak-cucu BUMN yang tak sesuai dengan lini bisnis induk usahanya ke pihak swasta.
Baca juga: Erick Thohir Tutup 74 Anak-Cucu BUMN, Terbanyak dari Pertamina dan Telkom
Ia akan membuka tender terbuka kepada para pelaku usaha yang berminat untuk mengakusisi anak-cucu BUMN.
"Saya pikir lebih baik kita refocusing, yang kecil-kecil, yang tidak main business, sudahlah, kasih pengusaha daerah saja," ucapnya.
Erick mengatakan, melalui penggabungan BUMN dan pengurangan jumlah anak-cucu BUMN, dirinya ingin perusahaan pelat merah menjadi besar dan berdaya saing di tingkat global.
Menurut dia, saat ini perusahaan-perusahaan BUMN dihadapkan pada 3 ancaman, yakni globalisasi pasar, disrupsi digital yang sangat berat, dan bahan baku yang masih impor, terutama di sektor kesehatan.
Erick bilang, dalam menghadapi tantangan-tantangan itu maka BUMN perlu menjadi besar dan fokus pada lini bisnis utamanya.
Ia ingin, BUMN bisa menyangga perekonomian Indonesia, termasuk menghalau serangan dari perusahaan luar negeri.
"Kami mau klaster-klaster yang ada di BUMN ini mesti jadi penyangga market dan pertumbuhan ekonomi Indonesia terhadap serangan luar negeri. Kita tidak anti-asing, tapi jangan sampai kita malah hanya menjadi pasar. Itu lah yang saya pikir untuk lebih baik kita refocusing," jelas dia.
Baca juga: Ahok Soroti Kontrak BUMN, Erick Thohir: Tolong Review yang di Pertamina
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.