Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Mobil Listrik Mahal, Gaikindo Minta Ada Insentif dari Pemerintah

Kompas.com - 03/12/2021, 19:00 WIB
Yohana Artha Uly,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah terus mendorong transisi ke energi yang ramah lingkungan, salah satunya melalui ekosistem kendaraan listrik. Namun, hal yang menjadi kendala adalah mahalnya harga mobil listrik.

Sekretaris Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Kukuh Kumara mengatakan, harga mobil listrik di Indonesia paling murah sekitar Rp 600 juta. Padahal daya beli masyarakat terhadap kendaraan masih di bawah Rp 250 juta.

"Ini saya pikir cukup berat dan harganya cukup tinggi, harga mobil listrik yang paling murah pun harganya Rp 600 juta. Nah masyarakat kita daya belinya masih dikisaran di bawah Rp 250 juta," ujarnya dalam keterangan tertulis, Jumat (3/12/2021).

Baca juga: Luhut Yakin Perusahaan Perancis Bakal Investasi Baterai Mobil Listrik di Indonesia

Oleh sebab itu, kata Kuhuh, masih ada jarak harga sekitar Rp 300 juta antara harga mobil listrik dengan harga yang diminati masyarakat Indonesia. Menurutnya, untuk mengatasi hal ini diperlukan dukungan pemerintah berupa insentif guna meningkatkan pengguna mobil listrik.

Kukuh bilang, pada umumnya pemerintah negara lain memberikan insentif agar harga mobil listrik lebih terjangkau, sehingga masyarakatnya beralih menggunakan kendaraan tersebut. Seperti di China yang mendapatkan subsidi mencapai 15.000 dollar AS per unit.

"Di mana pun juga kendaraan listrik mendapat subsidi dari pemerintahnya, di China kami dapat informasi dari kolega subsidinya sekitar 15.000 dollar AS per unit, begitu juga di Korea Selatan," kata dia,

"Jadi pembangunan ekosistem kendaraan listrik perlu didukung dengan kebijakan yang dapat mengurangi harga kendaraan listrik," tambah Kukuh.

Sementara itu, Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini mengatakan selain ramah lingkungan, penggunaan kendaraan listrik juga dapat membuat perekonomian lebih stabil. Sebab, sumber daya listrik berasal dari pembangkit yang energi primernya tersedia di dalam negeri.

Maka, dengan terbangunnya ekosistem kendaraan listrik yang energinya bersumber dari dalam negeri, penggunaan kendaraan berbahan bakar minyak (BBM) akan berkurang, sehingga negara juga dapat mengurangi impor minyak dan berujung pada penghematan devisa.

Kondisi ini akan menekan angka defisit neraca transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) dan membuat perekonomian dalam negeri lebih stabil.

Baca juga: RI Mulai Produksi Mobil Listrik Tahun Depan, Sebagian Diekspor

"Kita mengimpor triliunan rupiah bahan bakar untuk mobil fosil, sementara untuk mobil listrik kita tidak melakukan impor terkait dengan energi primer, ini dua hal yang sangat mendukung pertumbuhan ekonomi kita kedepan," ujar Zulkifli.

Menurutnya untuk mengakselerasi ekosistem mobil listrik di kalangan masyarakat, dibutuhkan kebijakan yang lebih menarik untuk mendorong masyarakat membeli mobil listrik dibandingkan membeli mobil berbahan bakar fosil.

Ia mengatakan, pemerintah memang telah menghapuskan Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM) mobil listrik, tapi ada dua pajak yaitu Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penghasilan (PPh) yang dinikmati oleh mobil fosil, namun belum dinikmati mobil listrik.

Oleh sebab itu, diharapkan pemerintah bisa memberikan kebijakan yang sama terkait insentif pajak antara mobil listrik dengan mobil fosil.

"Kami yakin dan berharap kebijakan pemerintah untuk dapat melakukan penghapusan dari PPn dan PPh tersebut (terhadap mobil listrik), sesuai yang dinikmati mobil fosil," kata dia.

Baca juga: Ahok Tolak Rencana Akuisisi Perusahaan Mobil Listrik Jerman oleh Indonesia Battery Corporation

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Buka Asia Business Council's 2024, Airlangga Tegaskan Komitmen Indonesia Percepat Pembangunan Ekonomi

Buka Asia Business Council's 2024, Airlangga Tegaskan Komitmen Indonesia Percepat Pembangunan Ekonomi

Whats New
Voucher Digital Pizza Hut Kini Tersedia di Ultra Voucher

Voucher Digital Pizza Hut Kini Tersedia di Ultra Voucher

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Jumat 19 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 19 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Whats New
Detail Harga Emas Antam Jumat 19 April 2024, Naik Rp 10.000

Detail Harga Emas Antam Jumat 19 April 2024, Naik Rp 10.000

Earn Smart
Chandra Asri Group Jajaki Peluang Kerja Sama dengan Perum Jasa Tirta II untuk Kebutuhan EBT di Pabrik

Chandra Asri Group Jajaki Peluang Kerja Sama dengan Perum Jasa Tirta II untuk Kebutuhan EBT di Pabrik

Whats New
IHSG Bakal Lanjut Menguat? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Bakal Lanjut Menguat? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Earn Smart
Perkenalkan Produk Lokal, BNI Gelar Pameran UMKM di Singapura

Perkenalkan Produk Lokal, BNI Gelar Pameran UMKM di Singapura

Whats New
Harga Emas Dunia Terus Menguat di Tengah Ketegangan Konflik Iran dan Israel

Harga Emas Dunia Terus Menguat di Tengah Ketegangan Konflik Iran dan Israel

Whats New
Menko Airlangga Ingin Pedagang Ritel Berdaya, Tak Kalah Saling dengan Toko Modern

Menko Airlangga Ingin Pedagang Ritel Berdaya, Tak Kalah Saling dengan Toko Modern

Whats New
Allianz dan HSBC Rilis Asuransi untuk Perencanaan Warisan Nasabah Premium

Allianz dan HSBC Rilis Asuransi untuk Perencanaan Warisan Nasabah Premium

Whats New
Saham Teknologi Tertekan, Wall Street Berakhir Mayoritas di Zona Merah

Saham Teknologi Tertekan, Wall Street Berakhir Mayoritas di Zona Merah

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 19 April 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 19 April 2024

Spend Smart
Bapanas Tugaskan ID Food Impor 20.000 Ton Bawang Putih Asal China

Bapanas Tugaskan ID Food Impor 20.000 Ton Bawang Putih Asal China

Whats New
Mata Uang Italia Sekarang dan Sebelum Gabung Uni Eropa

Mata Uang Italia Sekarang dan Sebelum Gabung Uni Eropa

Whats New
Satgas Pasti Temukan 100 Penipuan Bermodus Duplikasi Lembaga Keuangan

Satgas Pasti Temukan 100 Penipuan Bermodus Duplikasi Lembaga Keuangan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com