Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Harga Berlian Mahal?

Kompas.com - 06/12/2021, 06:06 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Berlian asli menjadi batu permata paling mahal harganya. Bahkan dibanding dengan logam mulia seperti emas, harga berlian cenderung lebih mahal.

Padahal berlian ini hanyalah batuan keras yang terbentuk dari gas karbon dari dalam gunung berapi.

Karbon murni memiliki skala kekerasan tertinggi yakni 10 MOHs dan kemampuannya mendispersikan cahaya. Saking kerasnya, kristal karbon murni ini dipakai sebagai alat pemotong kaca, jarum gramofon, mata bor pertambangan, dan sebagainya.

Sebelum lanjut ke pembahasan selanjutnya, perlu dipahami bahwa berlian ialah intan yang sudah diolah sedemikian rupa. Dengan demikian, berlian asli adalah intan yang diasah baik-baik hingga indah kemilau cahayanya.

Baca juga: Apa Itu UMR dan Bagaimana Skema Perhitungannya

Dikutip dari situs Diamond Hedge, berlian juga bukan barang langka. Namun memang dibutuhkan intan yang berkualitas untuk bisa dijadikan berlian.

Sebagian besar intan yang ditemukan dari bumi bahkan tidak memiliki ukuran dan kualitas yang lumayan untuk keperluan industri.

Jadi sulit untuk menemukan intan dengan berat karat, warna, dan kejernihan yang memenuhi kualifikasi untuk dijadikan berlian.

Memang cara untuk menemukan intan tidak mudah karena letak intan ratusan meter di bawah permukaan bumi. Pasalnya, proses pembentukan intan membutuhkan temperatur yang sangat tinggi.

Karbon yang terpendam dalam tanah selama ratusan hingga jutaan tahun dan mengalami proses kimiawi dan mengalami tekanan dari dalam bumi sehingga secara alami membentuk kristal yang umumnya menyerupai bentuk prisma.

Baca juga: Cara Buka Rekening BNI Untuk Anak

Setelah menggali intan yang masih berbentuk batu kerikil biasa dari kerak bumi, batu intan ini kemudian diproses menjadi berlian asli yang indah berkilau.

Proses pemotongan berlian ini membutuhkan teknologi dan peralatan modern serta keahlian khusus. Setelah diproses, berlian asli dapat dijadikan ornamen kalung, cincin berlian, anting-anting, hingga pakaian.

Seluruh proses ini adalah salah satu alasan mengapa berlian asli begitu mahal. Selain itu, ukuran dan kualitas berlian juga memainkan peran utama pada harga berlian.

Berdasarkan situs francisalukkas.com, masyarakat Yunani kuno menganggap berlian asli sebagai air mata para dewa. Sedangkan orang Romawi percaya ujung panah Cupid terbuat dari berlian asli.

Namun kisah di balik kepopuleran cincin pertunangan berlian bukanlah ini. Dimulai ketika perusahaan tambang De Beers menemukan berlian asli terbesar di kota Kimberley, Afrika Selatan.

De Beers memperkirakan pasokan besar ini akan menurunkan harga berlian asli, sehingga perusahaan tambang ini memasarkan produk berlian asli sebagai produk langka dengan hanya merilis berlian dalam jumlah sedikit.

Baca juga: Cara Buka Rekening BCA Online Supaya Dapat Voucer Rp100.000

Dilansir dari situs rarecarat.com, De Beers bekerja sama dengan biro iklan asal Amerika Serikat, N.W. Ayer, untuk memasarkan berlian dengan slogan "a diamond is forever" agar harga berlian tetap tinggi.

Iklan dan slogan yang dibuat tersebut menjadi cikal bakal tradisi pemberian cincin berlian saat pertunangan sebagai simbol cinta dan pengabdian hingga saat ini.

Iklan tersebut sukses besar karena berhasil menanamkan persepsi bahwa berlian asli batu permata yang langka dan layak dijadikan investasi. Persepsi ini yang membuat harga berlian asli tetap tinggi termasuk jika sudah dijadikan cincin berlian.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com