Masalahnya, China merupakan negara pelabuhan yang menjadi tujuan semua main line operator (operator pelayaran peti kemas global) dan operator pelayaran lainnya.
Bila pelabuhan-pelabuhannya ditutup karena wabah, bisa ambyar bisnis mereka.
Lalu, bagaimana dengan Indonesia? Karena bisnis maritim itu melintasi batas-batas territorial negara, jelas sektor bisnis yang sama terdampak.
Tetapi sepertinya tidak akan banyak berpengaruh karena pelayaran peti kemas kita, misalnya, hanya feeder di kawasan.
Tidak ada yang berlayar jauh. Kalau di dalam negeri, so-so lah. Sedang bisnis pelabuhan kita masih dalam tahap konsolidasi setelah dimerger.
Jadi mesti menunggu dulu. Untuk galangan nasional diramalkan masih akan tersengal, bahkan bisa jadi makin parah. Entahlah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.