Selama ini pun, kata Rhenald, para pengunjung transit di Singapura dan Malaysia, sehingga menjadikan bandara di kedua negara tersebut sebagai hub internasional dan tersibuk.
Khususnya pada waktu di luar jam-jam sibuk, yatu tengah malam jelang dini hari.
Baca juga: Terlilit Utang, Angkasa Pura I Putar Otak Cari Dana Tambahan
Di sisi lain, Rhenald juga menampik mengenai kekhawatiran sejumlah pihak soal ada penjualan aset dalam kerja sama pengelolaan bandara dengan skema BOT ini.
Menurut dia, seluruh aset saat ini dan nantinya adalah tetap milik AP II.
"Apa yang dimaksud dengan aset? Kalau pengertiannya adalah tanah, bangunan, dan mesin dalam arti tangible asset, maka tidak ada yang dijual," ujar Rhenald.
Rhenald berpendapat bahwa kemitraan strategis pengelolaan Bandara Kualanamu dengan GMR Airports malah akan menguntungkan AP II.
GMR Airports yang sudah berpengalaman akan investasi di Bandara Kualanamu dengan cara memperbesar fasilitas supaya bisa datangkan keuntungan dari trafik.
Baca juga: Angkasa Pura II Lakukan Integrasi Audit Internal ke Anak Usahanya
"Dan selama 25 tahun berbagi hasil, lalu semuanya akan diserahkan kembali ke Angkasa Pura II," kata dia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.