Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menko Airlangga: Kemunculan Varian Omicron Bukti Akses Vaksin di Dunia Tak Merata

Kompas.com - 07/12/2021, 12:05 WIB
Fika Nurul Ulya,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengatakan, munculnya varian Omicron di puluhan negara menandakan akses vaksin tidak merata di seluruh dunia.

Mantan Menteri Perindustrian itu menjelaskan, negara-negara maju yang memproduksi vaksin mengalami surplus, sedangkan negara miskin sulit mendapat akses vaksinasi di negaranya.

"Kita ketahui sekarang dunia diancam oleh varian baru yaitu Omicron. Omicron ini menunjukkan adanya ketimpangan vaksin antara negara maju dan berkembang," kata Airlangga dalam konferensi pers First G20 Sherpa Meeting, Selasa (7/12/2021).

Baca juga: PPKM Level 3 Serentak Batal, Bagaimana Nasib Ganjil-Genap di Tol 20 Desember-2 Januari di Tol?

Airlangga menuturkan, Omicron pertama kali muncul dari Benua Afrika, tepatnya Afrika Selatan. Negara itu diketahui sulit mendapat akses vaksin dengan tingkat vaksinasi baru mencapai 24 persen dari penduduk.

"Pandemi yang tidak selesai akan mengganggu kehidupan masyarakat dan menganggu recovery dari ekonomi," ucap dia.

Padahal kata Airlangga, pembukaan ekonomi bergantung kepada penanganan pandemi di semua negara. Satu negara tertinggal, semua negara tidak akan bisa menikmati pemulihan kesehatan dan ekonomi.

Untuk itu dia berharap, KTT G20 bisa membuat langkah-langkah atau terobosan baru untuk menangani pandemi bersama-sama, bukan per negara. Di sisi lain, dunia tidak boleh panik menghadapi varian Omicron.

"Presidensi memberikan kesempatan untuk menunjukkan Indonesia leadership di global dan menjawab tantangan yang ada, perhatian pemerintah tentu melihat bahwa pemulihan ekonomi disegerakan yang sifatnya inklusif, berdaya tahan, dan berkesinambungan," beber Airlangga.

Baca juga: Pemerintah Tak Jadi Terapkan PPKM Level 3 Serentak Saat Nataru

Khusus Indonesia, penanganan pandemi dilakukan dengan terus mengakselerasi vaksin, WHO merekomendasikan vaksinasi dosis kedua di Indonesia harus mencapai 40 persen dari jumlah penduduk.

Saat ini, vaksinasi dosis dua di Indonesia sudah mencapai 37 persen atau 99,6 juta jiwa.

"Target kita akhir tahun 41,8 persen atau 113 juta jiwa dan ini menjadi sasaran minimal di akhir tahun dosis kedua," pungkas Airlangga.

Baca juga: BUMN Belum Dapat Penugasan soal Pengadaan Vaksin Booster pada 2022

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com