Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cegah Lonjakan Harga, Transisi Energi Bersih Perlu Dilakukan secara Hati-hati

Kompas.com - 07/12/2021, 14:55 WIB
Rully R. Ramli,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Berbagai negara saat ini tengah fokus melakukan transisi energi menuju energi bersih atau energi baru terbarukan (EBT). Hal itu dilakukan dalam rangka menciptakan perekonomian yang bersifat berkelanjutan.

Seiring dengan terus dimaksimalkannya pemanfaatan sumber EBT, sejumlah negara juga berkomitmen untuk terus menekan penggunaan energi fosil.

Namun demikian, Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro menilai, proses transisi energi perlu dilakukan dengan tetap mengedepankan kehati-hatian dalam pelaksanaannya.

Ia menyadari, transisi energi merupakan hal yang perlu dilakukan, seiring dengan komitmen berbagai negara untuk menjaga lingkungan sekaligus mengendalikan perubahan iklim.

Baca juga: PPKM Level 3 Batal Diterapkan Saat Libur Nataru, Anggota Komisi IX DPR: Banyak yang Nolak

"Namun poin pentingnya adalah how to transform. Transisinya harus hati-hati," kata dia dalam BSI Market Outlook 2022, Selasa (7/12/2021).

Menurutnya, transisi energi yang dilakukan secara masif atau berlebihan berpotensi menciptakan ketidaksinambungan atau miss match antara pasokan dan permintaan komoditas energi.

Hal itu pada akhirnya menciptakan kenaikan harga komoditas energi yang terjadi selama beberapa waktu terakhir.

"Kalau transisi ke clean energy excesive, kemudian ada miss match, ini yang kita hadapi, yang kira-kira harga batu bara naik," ujar Andry.

Dengan adanya kenaikan harga komoditas, Andry menyebutkan inflasi akan menjadi satu tantangan utama yang dihadapi oleh perekonomian dunia pada tahun depan.

"Jadi transisi yang smooth menjadi penting ke depannya," ucap dia.

Baca juga: Harga Minyak Goreng Melonjak, Komisi VI DPR Desak Pemerintah Intervensi Pasar

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com