Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PPKM Level 3 Serentak Batal, Okupansi Hotel Diprediksi Meningkat

Kompas.com - 07/12/2021, 20:57 WIB
Akhdi Martin Pratama

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 3 selama periode libur Natal 2021 dan Tahun Baru 2022 batal dilaksanakan secara serentak dan menyeluruh di Indonesia. Kebijakan ini disambut baik oleh pelaku usaha di industri perhotelan.

Sekretaris Jenderal Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Maulana Yusran mengungkapkan, batalnya pemberlakuan PPKM Level 3 secara menyeluruh pada masa libur Natal dan Tahun Baru 2022 akan membawa sentimen pasar yang positif bagi industri hospitality, terutama hotel dan restoran.

Baca juga: Pemerintah Tak Jadi Terapkan PPKM Level 3 Serentak Saat Nataru

Meski tanpa cuti bersama, Maulana yakin, pergerakan masyarakat dan wisatawan tetap bisa menjaga kinerja bisnis dan tingkat okupansi hotel maupun restoran.

"Tentu kami berterima kasih kepada pemerintah. Kebijakan ini akan berpotensi meningkatkan kinerja okupansi. Potensi orang untuk bergerak tetap ada, dari tadinya PPKM Level 3 banyak pembatasan," kata Maulana seperti dikutip dari Kontan.co.id, Selasa (7/12/2021).

Mengenai tingkat okupansi hotel di bulan Desember 2021, dia menggambarkan bahwa pada saat sebelum pandemi atau di 2018-2019, rata-rata okupansi secara nasional mencapai 59-60 persen. Namun pada tahun 2020 lalu, rata-rata okupansi hotel di Desember hanya 40 persen atau merosot sekitar 20 persen lantaran pandemi Covid-19.

Itu pun masih dengan catatan adanya penurunan average room rate atau rata-rata nilai harga kamar juga sudah anjlok hingga 30-40 persen selama pandemi. Artinya, tingkat penurunan okupansi juga diiringi dengan merosotnya pendapatan hotel.

Baca juga: PPKM Level 3 Serentak Batal, Bagaimana Nasib Ganjil-Genap di Tol 20 Desember-2 Januari?

Adapun kondisi okupansi pada tahun ini berfluktuasi. Sempat naik pada periode Maret-Juni di level rata-rata 34-35 persen, namun harus kembali anjlok saat PPKM darurat pada Juli-Agustus.

Tingkat okupansi kembali merangkak naik seiring penurunan kasus Covid-19 dan pelonggaran PPKM pada bulan September-November. Saat ini, rata-rata okupansi hotel menyentuh 45 persen.

"Meningkat sekitar 5 persen dibandingkan tahun lalu. Ini yang sebenarnya ingin kami pertahankan sampai akhir tahun," ujar Maulana.

Di sisi lain, naiknya tingkat okupansi hotel serta mobilitas masyarakat dan wisatawan juga bakal berdampak bagi kinerja restoran.

"Jadi restoran bukan hanya kebutuhan makan dan minum saja, tapi juga terpengaruh pergerakan orang. Misal ada wisatawan atau yang datang dari daerah lain, pasti butuh restoran bahkan bisnis sentra oleh-oleh pun akan bergerak," tegas Maulana.

Dihubungi terpisah, CEO Dafam Hotel Management Andhy Irawan juga berharap pembatalan PPKM Level 3 serentak pada masa libur Natal dan Tahun Baru 2022 bisa terus menjaga tren pertumbuhan okupansi yang sudah terjadi pada beberapa bulan terakhir.

"Iya, sangat bagus untuk bisa mendongkrak occupancy rate hotel," ujar Andhy.

Merujuk pemberitaan Kontan.co.id sebelumnya, Andhy menyebut bahwa sejak level PPKM menurun, telah terjadi pertumbuhan okupansi pada dua bulan belakangan ini. Pada Oktober-November, DHM mencatatkan ada kenaikan okupansi menjadi rata-rata 70 persen, kecuali di Bali dan Lombok.

"Sebelumnya (okupansi) di bawah 50 persen. Di Bali dan Lombok belum signifikan dan masih perlu kerja keras bersama untuk pemulihan khususnya pada overseas market," kata Andhy kepada Kontan.co.id akhir November lalu.

Sebagai strategi untuk menjaga okupansi, DHM pun fokus mengoptimalkan segmen korporasi dan pemerintahan, di samping segmen Free Individual Travel (FIT). Beberapa program promosi pun akan dilancarkan di setiap unit hotel jaringan DHM.

Baca juga: Pengusaha Dukung Batalnya Penerapan PPKM Level 3 Periode Nataru, Ini Alasannya

Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judulPPKM Level 3 serentak saat libur Nataru batal, okupansi hotel bisa menanjak

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com