Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

JNE Sudah 2 Kali Jadi Sasaran Boikot Netizen, Apa Sebabnya?

Kompas.com - 08/12/2021, 10:14 WIB
Muhammad Idris

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Beberapa hari terakhir, menggema di lini masa Tagar boikot JNE atau PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir. Rupanya, tagar boikot JNE terjadi seiring beredarnya pamflet online lowongan pekerjaan sebagai kurir JNE Express.  

Sekilas tidak ada yang janggal pada lowongan kerja tersebut sampai pada persyaratan kedua, yakni pelamar diwajibkan beragama Islam. Sontak, persyaratan tersebut langsung menuai pro dan kontra dari warganet.

Poster tersebut diketahui berasal dari Cabang JNE di Tamiang Layang, Kabupaten Barito Timur, Kalimantan Tengah. Perusahaan yang menaunginya ialah CV Bangun Banua Lestari yang merupakan mitra dari JNE.

Sebagian warganet menilai lowongan kerja tersebut diskriminatif. Hingga saat ini, unggahan tersebut sudah menerima ratusan komentar dan retweet. Akun yang menyerukan boikot JNE bahkan menandai beberapa kementerian terkait.

Baca juga: Gaji PNS Golongan I hingga Golongan IV Tahun 2021

Penjelasan JNE

Menanggapi hal tersebut, VP of Marketing JNE Eri Palgunadi mengatakan, kejadian ini merupakan pelanggaran terhadap Standar Operasional Prosedur (SOP) dan nilai-nilai perusahaan yang menghargai keberagaman dan perbedaan.

Oleh karena itu, manajemen JNE secara tegas langsung melakukan pemutusan kerja sama dengan pihak mitra terkait pamflet online lowongan kerja tersebut.

"Kami memberikan sanksi dengan pemutusan hubungan kerja sama dengan pihak mitra," ujarnya kepada Kompas.com dikutip pada Rabu (8/12/2021).

Baca juga: Lengkap Tabel Gaji PNS Golongan I sampai IV, Plus Semua Tunjangannya

Sementara untuk oknum karyawan yang terkait dengan kasus ini, kata Eri, akan dilakukan pemutusan hubungan kerja.

Eri mengatakan JNE dibangun oleh manajemen dan karyawan yang berasal dari beragam suku bangsa, ras, dan agama. Ia memastikan JNE sangat memegang teguh nilai-nilai toleransi.

"Kami juga mengutamakan toleransi dan saling menghormati serta menghargai perbedaan," kata Eri.

Eri menambahkan, JNE selalu menerapkan nilai-nilai agama dan suku yang direalisasikan dalam berbagai aspek pada aktivitas perusahaan.

Mulai dari kegiatan keagamaan karyawan, apresiasi perjalanan ibadah bagi karyawan dengan masa kerja 10 tahun (umrah, hollyland tour, dan lain-lain), dan berbagai aktivitas lainnya.

Baca juga: Rincian Gaji TNI AL Plus Tunjangan, dari Tamtama hingga Laksamana

Boikot JNE kedua

Sebelumnya, JNE terkena dampak tagar Boikot JNE tepatnya pada Desember 2020. Saat itu, tagar tersebut ramai usai ada foto Sekjen HRS Center Haikal Hassan yang sedang berpose dengan sejumlah wanita yang mengenakan seragam JNE di depan spanduk bertuliskan Pengajian 2 Bulanan.

Diketahui, JNE memang rutin menyelenggarakan pengajian untuk karaywannya. Pengajian karyawan JNE dengan tamu Haikal itu memang disambut antusias oleh karyawan dengan berfoto bersama.

Penyebab lainnya, yakni ucapan selamat ulang tahun dari Ustaz Abdul Somad (UAS) untuk JNE. Komentar miring pun langsung membanjiri akun media sosial jasa ekspredisi tersebut. 

Baca juga: Besaran Gaji TNI Plus Tunjangannya, dari Tamtama hingga Jenderal

Bahkan, muncul kata-kata rasis dengan melabeli JNE sebagai kadal gurun. Saat itu, suasana perpolitikan Indonesia memang masih memanas usai Pilpres 2019. 

Padahal, dalam rangkaian perayaan HUT ke-30 JNE, juga ada ucapan dari Komisaris Utama PT Pertamina Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dan Gubernur DKI Anies Rasyid Baswedan.

Presiden Direktur JNE Mohamad Feriadi turun tangan membantah mempunyai afiliasi dengan kelompok organisasi kemasyarakatan tertentu. 

"Demi Allah bahwa JNE adalah organisasi yang netral. JNE tidak berafiliasi dengan organisasi, kelompok, atau perorangan manapun," kata Feriadi dilansir Antara. 

Feriadi menambahkan bahwa tidak benar ormas yang dikaitkan dengan perusahaannya memiliki saham di JNE. Lebih lanjut, ia memastikan bisnis JNE tidak terganggu dengan adanya kabar tersangkut hukumnya ormas tersebut ke pihak berwajib.

Dia menduga ada pihak-pihak yang sengaja memanfaatkan 'suhu perpolitikan yang memanas' saat ini, untuk menjungkalkan JNE dari persaingan usaha jasa ekspedisi. 

Baca juga: Ramai Seruan Boikot JNE, Ini Respons Manajemen

(Penulis: Elsa Catherina | Editor: Yoga Sukmana)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com