Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tahun 2021, Ekspor Produk Perikanan Dipatok Rp 77,9 Triliun

Kompas.com - 08/12/2021, 14:41 WIB
Fika Nurul Ulya,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mematok target ekspor produk perikanan mencapai 5,45 miliar dollar AS di akhir tahun 2021. Jumlahnya setara dengan Rp 77,9 triliun (kurs Rp 14.300 per dollar AS).

Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) Artati Widiarti mengatakan, optimisme itu dipengaruhi oleh kinerja ekspor perikanan yang meningkat selama pandemi Covid-19.

Pada tahun 2020 lalu, ekspor produk perikanan mencapai 5,20 miliar dollar AS.

Baca juga: KKP Sebut Negara Merugi Akibat Harga Patokan Ikan 10 Tahun Terakhir Tak Berubah

"Kira-kira prognosa ekspor tahun 2021 capai Rp 5,45 miliar dollar AS atau 4,81 persen terjadi peningkatan," kata Artati dalam konferensi pers Catatan Akhir Tahun 2021 dan Proyeksi 2022 KKP secara virtual, Rabu (8/12/2021).

Artati mengungkapkan, penguatan ketahanan ekonomi terlihat dari peningkatan ekspor komoditas kelautan dan perikanan. Sejak Januari sampai Oktober 2021 nilai ekspor produk perikanan mencapai 4,56 miliar dollar AS.

Angka tersebut naik 6,6 persen dibanding 4,28 miliar dollar AS periode yang sama tahun 2020.

Sementara, nilai impor produk perikanan lebih kecil, yakni mencapai 408 juta dollar AS, sehingga neraca perdagangan mengalami surplus 4,15 miliar dollar AS atau meningkat 5,8 persen dibanding periode yang sama tahun 2020.

Baca juga: KKP: Tidak Boleh Ada Lagi Perdagangan Koral Ilegal!

"Kita patut bersyukur selama pandemi nilai ekspor tahun 2020 meningkat dibanding tahun 2019 lalu. Posisi ekspor Indonesia di tingkat dunia juga naik, tahun 2020 di peringkat ke-10, tahun 2021 menjadi ke-8. Artinya ketika pasar global turun, kinerja ekspor Indonesia naik," beber Artati.

Berdasarkan komoditasnya, angka tersebut dihasilkan dari komoditas ekspor utama yakni udang sebesar 40 persen, diikuti tuna - cakalang - tongkol mencapai 13 persen.

Kemudian di posisi ketiga ada rajungan - kepiting sebesar 11 persen, cumi - sotong - gurita sebesar 10 persen, dan rumput laut sebesar 6 persen.

Adapun negara tujuan ekspor utama adalah Amerika Serikat 45 persen, China 15 persen, Jepang 11 persen, ASEAN 9 persen, dan Uni Eropa 6 persen.

"Terbesar masih AS, Jepang, China, kemudian ASEAN, dan Uni Eropa. Produknya masih bertumpu pada udang, tuna cakalang tongkol, rajungan kepiting, cumi sotong gurita, kelima adalah rumput laut," tuturnya.

Selain kegiatan ekspor, Ditjen PDSPKP juga mendorong pengembangan Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT) Biak dan Mimika. Hasilnya, terdapat peningkatan volume produksi tahun 2016 – 2020 sebesar 47,8 persen di SKPT Biak dan 42,72 persen di SKPT Mimika.

Dampak positif lainnya, adanya keterlibatan Orang Asli Papua (OAP) dalam kegiatan usaha di kedua SKPT tersebut. Bahkan, kedua SKPT ini juga telah melakukan ekspor seperti SKPT Biak pada 28 Agustus 2021 lalu sukses melakukan ekspor perdana produk perikanan berupa tuna loin dan kepiting ke Singapura.

Terkini pada Rabu (8/12/2021), di SKPT Mimika melaksanakan ekspor perdana oleh PT. Bartuh Langgeng Abadi dengan komoditas udang laut ke Jepang sebanyak 11,3 ton.

"Kedua SKPT ini bisa kita bilang from zero to hero," pungkas dia.

Baca juga: KKP Akan Tindak Tegas Pelaku Usaha Impor yang Langgar Ketentuan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Whats New
IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

Whats New
Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Whats New
Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com