Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bos AP I: Diproyeksikan Tahun Depan Kami Masih Akan Rugi...

Kompas.com - 08/12/2021, 21:42 WIB
Yohana Artha Uly,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Angkasa Pura I (Persero) atau AP I diperkirakan masih akan merugi hingga 2022. Direktur Utama Angkasa Pura I Faik Fahmi mengatakan, pada 2021 perseroan diproyeksi merugi Rp 3,24 triliun dan di 2022 merugi Rp 601 miliar.

"Diproyeksikan tahun depan kami masih akan rugi, tapi kerugian itu sudah jauh lebih menurun dibandingkan kerugian di 2021," ujarnya dalam konferensi pers virtual, Rabu (8/12/2021).

Meski masih akan mencatatkan kerugian di tahun depan, namun Faik bilang, ada perbaikan di sisi arus kas operasi dari estimasi di 2021 minus Rp 1,10 triliun, diproyeksi menjadi positif sebesar Rp 1,15 triliun di 2022.

Baca juga: Sejarah Angkasa Pura I yang Kini Rugi dan Terlilit Utang Rp 35 Triliun

Begitu pula pada EBITDA (laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortasi) dari estimasi di 2021 minus Rp 297 miliar, diproyeksi membaik menjadi positif sebesar Rp 1,56 triliun di 2022.

Sementara untuk pendapatan, AP I memperkirakan di tahun depan bisa mencapai Rp 4,86 triliun, naik dari estimasi di 2021 yang sebesar Rp 3,20 triliun. Beban operasional pun diperkirakan turun menjadi Rp 2,46 triliun di 2022 dari estimasi di 2021 sebesar Rp 6,44 triliun.

Menurut Faik, perbaikan kinerja di tahun depan akan di dorong restrukturisasi atau program penyehatan keuangan perseroan yang dilakukan sepanjang 2020-2021. Ada 5 hal yang dilakukan AP I yakni restrukturisasi keuangan, restrukturisasi operasional, penjaminan dan fund rising, transformasi bisnis, dan optimalisasi aset.

Dalam hal restrukturisasi keuangan, diantaranya perseroan akan melakukan restrukturisasi utang dan pokok, serta relaksasi dan restitusi pajak. Pada restrukturisasi operasional, antara lain dilakukan dengan simplifikasi organisasi baik di pusat maupun cabang.

Lalu penjaminan dan fund rising dilakukan melalui penjaminan dari pemerintah dan pendanaan pemenuhan cashflow gap.

Sementara transformasi bisnis, salah satunya dilakukan dengan mengoptimalkan penambahan pendapatan dari bisnis non-airport. Sedangkan pada optimalisasi aset dilakukan dengan asset recycling, asset disposal, dan asset settlement.

"Upaya-upaya yang dilakukan selama periode 2020-2021 hasilnya akan kelihatan di tahun depan," kata Faik.

Ia menambahkan, kondisi keuangan perusahaan memang sangat terdampak pandemi Covid-19, sebab anjloknya jumlah penumpang pesawat di 15 bandara kelolaan AP I. Di sisi lain, sebelum pandemi perseroan sudah mengerjakan perbaikan pada 10 bandara.

Baca juga: Daftar 6 BUMN yang Punya Utang Menumpuk, dari AP I hingga Waskita Karya

Kondisi pandemi dan pengembangan bandara itu bahkan telah membuat AP I memiliki utang mencapai Rp 32,7 triliun per November 2021. Terdiri dari utang Rp 28 triliun kepada kreditur dan investor, serta kewajiban kepada karyawan dan suplier Rp 4,7 triliun.

Padahal di 2019 atau sebelum pandemi, perusahaan pengelola bandara berpelat merah itu, bisa membukukan laba sebesar Rp 1,45 triliun dengan pendapatan mencapai Rp 8,93 triliun dan beban operasional sebesar Rp 7,48 triliun.

"Jadi bisa dibayangkan kalau tidak dilakukan apa-apa tentu dampaknya akan sangat signifikan. Upaya-upaya yang kami lakukan melalui program penyehatan perusahaan maka akan mengurangi beban keuangan kami ke depannya," jelas Faik.

Baca juga: Bantah Punya Utang Rp 35 Triliun, Bos AP I Ungkap Kondisi Utang Perusahaan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sambil Makan Durian, Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat

Sambil Makan Durian, Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat

Whats New
Ciptakan Ekosistem Perkebunan yang Kompetitif, Kementan Gelar Kegiatan Skena 

Ciptakan Ekosistem Perkebunan yang Kompetitif, Kementan Gelar Kegiatan Skena 

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Harga BBM Tak Naik hingga Juni 2024

Menteri ESDM Pastikan Harga BBM Tak Naik hingga Juni 2024

Whats New
Konflik Iran-Israel Menambah Risiko Pelemahan Rupiah

Konflik Iran-Israel Menambah Risiko Pelemahan Rupiah

Whats New
Kemenhub Mulai Hitung Kebutuhan Formasi ASN di IKN

Kemenhub Mulai Hitung Kebutuhan Formasi ASN di IKN

Whats New
BEI: Eskalasi Konflik Israel-Iran Direspons Negatif oleh Bursa

BEI: Eskalasi Konflik Israel-Iran Direspons Negatif oleh Bursa

Whats New
IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

Whats New
IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

Whats New
Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Whats New
Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Work Smart
Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

BrandzView
Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Whats New
Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Whats New
Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Whats New
Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com