Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Rachmat Kaimuddin, dari Penjaga Perpustakaan hingga Jadi CEO Bukalapak

Kompas.com - 09/12/2021, 06:31 WIB
Kiki Safitri,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

Di tahun 2006, Rachmat melanjutkan studinya Magisternya selama dua tahun di Stanford University Graduate School of Business mengambil gelar Master of Business Administration (MBA) hingga tahun 2008. Rachmat bercerita saat itu startup di Indonesia masih jarang, berbeda dengan AS yang mana dirinya sudah terpapar teknologi-teknologi startup kala itu.

Lanjutkan studi di Universitas Stanford yang merupakan kawasan perusahaan-perusahaan rintisan teknologi yang dikenal sebagai Silicon Valley, Rachmat cukup sering berbaur dengan teman-temannya yang bekerja di perusahaan startup teknologi.

“MIT itu seperti universitas yang sangat kental dengan teknologi, demikian juga dengan Stanford yang berada di Silicon Valley. Disitu ada Google, Apple dan perusahaan teknologi lainnya. Jadi pas ambil MBA, kita banyak terpapar dunia starup. Cuma waktu itu di tahun 2006-2008 belum ada starup yang gede, jadi saya banyak dengar dari teman-teman yang bekerja di startup,” lanjutnya bercerita.

Agar lebih jelas, Rachmat Kaimuddin merinci saat ia melanjutkan S2, Apple baru saja merilis generasi pertama iPhone. Rilis iPhone diikuti dengan rilis smartphone android. Barulah kemudian banyak perusahaan mengembangkan aplikasi. Namun, saat kembali ke Indonesia hal tersebut masih belum ada.

Kembali ke Indonesia pasca studi S2 tahun 2009, Rachmat menempati posisi Managing Director untuk PT Cardig Air Services sembari juga mengemban posisi Principal di Quvat. Di tahun 2012 ia juga sempat menduduki posisi Vice President di Baring Private Equity Asia, dan kemudian tahun 2014 ia menduduki posisi Chief Financial Officer / CFO di PT Bosowa Corporindo. Tahun 2016 sebagai Managing Director PT Semen Bosowa Maros.

Di 2018, Rachmat menjadi Direktur Keuangan dan Perencanaan di PT Bank Bukopin Tbk. Dimana sebelumnya, tepatnya di 2014, Rachmat telah menjadi Komisaris di Bank Bukopin sampai ditunjuk menjadi direktur.

Pria kelahiran 1979 yang sempat bercita-cita menjadi pilot, jenderal dan insinyur ini mulai bergabung di Bukalapak pada tahun 2020. Dia bilang, pihak Bukalapak meminta dirinya untuk mengembangkan Bukalapak menjadi perusahaan yang tidak hanya besar namun juga sustainable untuk jangka panjang.

Rachmat Kaimuddin mengaku tertarik untuk bergabung karena pada dasarnya Bukalapak mempunyai misi untuk membantu dan memberdayakan UMKM. Dengan misi yang mulia tersebut, dia merasa terhormat bisa diminta untuk bergabung.

“Karena Bukalapak sejak lama adalah perusahaan yang didirikan untuk memberdayakan UMKM, jadi misinya sangat mulia. Hanya segelintir perusahaan teknologi yang bisa mencapai level seperti Bukalapak. Ini adalah asset nasional dan merupakan suatu kehormatan bagi saya bisa menjadi bagian dari Bukalapak,” jelas Rachmat.

Bergabungnya Rachmat di Bukalapak tentunya juga memiliki motivasi yang kuat untuk menumbuhkan kinerja perusahaan yang listing dengan kode emiten BUKA pada 6 Agustus 2021 tersebut. Dengan membawa Bukalapak menjadi perusahaan terbuka, Rachmat berharap Bukalapak bisa tumbuh, memperbaiki kinerja, dan memberikan profitabilitas yang baik untuk semua.

“Sebagai salah satu perusahaan teknologi besar yang IPO pertama kali di Indonesia, PR-nya adalah bagaimana bisa terus tumbuh, sustainable, sambil terus melaksanakan misinya, a fair economy for all, melalui pemberdayaan UMKM,” tutup Rachamat Kaimuddin.

Baca juga: Bukalapak Dapat Suntikan Dana dari Bank DBS Indonesia Rp 2 Triliun

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com