Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

10 Daerah Penghasil Sapi Terbanyak di Indonesia

Kompas.com - 09/12/2021, 10:05 WIB
Nur Jamal Shaid,
Muhammad Idris

Tim Redaksi

Pada tahun 2019, populasi sapi di Sumut adalah sebesar 872.411 ekor. Angkanya terus bertambah menjadi 899.571 ekor pada tahun 2020. Kemudian pada tahun 2021, populasi sapi di Sumut tercatat ada sebanyak 927.711 ekor.

Baca juga: Prospek Terhadap Ekonomi Kian Membaik, Keyakinan Konsumen Terus Meningkat

7. Lampung

Di posisi ketujuh, provinsi dengan populasi sapi terbanyak adalah Lampung. Di provinsi paling selatan pulau Sumatera ini, tercatat ada 850.555 ekor sapi pada tahun 2019.

Lalu pada tahun 2020 sempat menurun menjadi 808.424 ekor dan naik lagi pada tahun 2021 menjadi sebanyak 860.951 ekor.

8. Bali

Berikutnya, provinsi dengan jumlah populasi sapi terbanyak adalah Bali. Hal ini tidak heran karena mayoritas masyarakat Bali adalah umat Hindu yang tidak mengonsumsi daging sapi.

Menurut data BPS, pada tahun 2019, tercatat ada sebanyak 544.955 ekor sapi. Jumlahnya terus naik dari tahun ke tahun, sehingga pada 2020 populasi sapi tercatat ada 550.350 ekor. Lalu pada tahun 2021 ada sebanyak 594.379 ekor.

Baca juga: Mulai Besok, Layanan Penukaran Uang Rusak Bisa Lewat Aplikasi Ini

9. Aceh

Aceh termasuk salah satu provinsi penghasil sapi dalam jumlah banyak. Tercatat pada tahun 2019, ada sebanyak 403.031 ekor sapi. Jumlahnya naik pada tahun 2020 menjadi sebanyak 435.376 ekor.

Pada tahun 2021, populasi sapi di wilayah Serambi Mekah ini tercatat sebanyak 452.284 ekor.

10. Sulawesi Tengah

Posisi kesepuluh, provinsi dengan jumlah populasi sapi terbanyak adalah Sulawesi Tengah (Sulteng). Tercatat pada tahun 2019, ada sebanyak 369.224 ekor sapi. Kemudian naik lagi menjadi 402.191 ekor pada tahun 2020. Lalu pada tahun 2021, angkanya meningkat menjadi sebanyak 434.070 ekor.

Dari data tersebut terlihat bahwa populasi sapi di Indonesia cukup banyak. Namun tingginya permintaan kebutuhan daging membuat Indonesia memiliki ketergantungan terhadap impor daging sapi hampir 50 persen dari permintaan.

Baca juga: Praktis, Cara Beli Spotify Premium Lewat OVO dan Dana

Dikutip dari Kompas.com, Ketua Komite Tetap Industri Peternakan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Yudi Guntara Noor membeberkan alasan masih diperlukannya impor daging sapi, meski populasi sapi cukup banyak di Indonesia.

Menurut dia, hal utamanya adalah karena tak ada kepastian ketersediaan daging sapi. Yudi mengatakan, populasi sapi yang banyak belum tentu menghasilkan daging sapi yang banyak.
Sedangkan, kata Yudi, saat ini umumnya jenis peternakan di Indonesia bersifat social security.

Artinya, sapi baru akan dijual atau dipotong saat-saat tertentu seperti untuk kebutuhan finansial, kurban, hingga hajatan.

Itulah informasi tentang jumlah populasi sapi di Indonesia dan daftar 10 provinsi penghasil sapi terbanyak. Bisa dikatakan, populasi sapi di Indonesia jauh lebih kecil dibandingkan jumlah penduduknya.

Baca juga: Cara Bayar Tagihan Shopee Paylater dengan Mudah dan Cepat

Saat ini, menurut Sensus BPS tahun 2020, jumlah penduduk Indonesia adalah sebanyak 270.203.917 jiwa. 136.661.899 di antaranya adalah laki-laki dan 133.542.018 lainnya adalah perempuan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penjelasan DHL soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Penjelasan DHL soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Stok Lampu Bisa Langka gara-gara Implementasi Permendag 36/2023

Stok Lampu Bisa Langka gara-gara Implementasi Permendag 36/2023

Whats New
IHSG Ditutup Naik 63 Poin, Rupiah Menguat di Bawah Level 16.200

IHSG Ditutup Naik 63 Poin, Rupiah Menguat di Bawah Level 16.200

Whats New
Jam Operasional Pegadaian Senin-Kamis, Jumat, dan Sabtu Terbaru

Jam Operasional Pegadaian Senin-Kamis, Jumat, dan Sabtu Terbaru

Whats New
Bos BI Optimistis Rupiah Bakal Kembali di Bawah Rp 16.000 Per Dollar AS

Bos BI Optimistis Rupiah Bakal Kembali di Bawah Rp 16.000 Per Dollar AS

Whats New
Mendag Ungkap Penyebab Harga Bawang Merah Tembus Rp 80.000 Per Kilogram

Mendag Ungkap Penyebab Harga Bawang Merah Tembus Rp 80.000 Per Kilogram

Whats New
Hadapi Tantangan Perubahan Iklim, Kementan Gencarkan Pompanisasi hingga Percepat Tanam Padi

Hadapi Tantangan Perubahan Iklim, Kementan Gencarkan Pompanisasi hingga Percepat Tanam Padi

Whats New
Panen Ganda Kelapa Sawit dan Padi Gogo, Program PSR dan Kesatria Untungkan Petani

Panen Ganda Kelapa Sawit dan Padi Gogo, Program PSR dan Kesatria Untungkan Petani

Whats New
Alasan BI Menaikkan Suku Bunga Acuan Jadi 6,25 Persen

Alasan BI Menaikkan Suku Bunga Acuan Jadi 6,25 Persen

Whats New
Cara dan Syarat Gadai Sertifikat Rumah di Pegadaian

Cara dan Syarat Gadai Sertifikat Rumah di Pegadaian

Earn Smart
Cara dan Syarat Gadai HP di Pegadaian, Plus Bunga dan Biaya Adminnya

Cara dan Syarat Gadai HP di Pegadaian, Plus Bunga dan Biaya Adminnya

Earn Smart
Peringati Hari Konsumen Nasional, Mendag Ingatkan Pengusaha Jangan Curang jika Mau Maju

Peringati Hari Konsumen Nasional, Mendag Ingatkan Pengusaha Jangan Curang jika Mau Maju

Whats New
United Tractors Bagi Dividen Rp 8,2 Triliun, Simak Jadwalnya

United Tractors Bagi Dividen Rp 8,2 Triliun, Simak Jadwalnya

Whats New
Kunjungan ke Indonesia, Tim Bola Voli Red Sparks Eksplor Jakarta bersama Bank DKI dan JXB

Kunjungan ke Indonesia, Tim Bola Voli Red Sparks Eksplor Jakarta bersama Bank DKI dan JXB

Whats New
Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, Bos BI: Untuk Memperkuat Stabilitas Rupiah

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, Bos BI: Untuk Memperkuat Stabilitas Rupiah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com