Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Pendampingan Ekspor, 132 UKM Raup Transaksi Rp 76 Miliar

Kompas.com - 09/12/2021, 10:54 WIB
Elsa Catriana,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Program pendampingan ekspor (export coaching program/ECP) Usaha Kecil Menengah (UKM) yang secara kontinu digerakkan Kementerian Perdagangan sukses membukukan transaksi lebih dari 5,29 juta dollar AS atau sebesar Rp 76 miliar sepanjang tahun 2021 dengan melibatkan 132 UKM di 10 wilayah.

Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag Didi Sumedi mengatakan, keberhasilan ini membanggakan para pelaku UKM ekspor dan sekaligus membuktikan UKM siap berkompetisi dalam pasar global.

"Capaian tersebut merupakan bukti kontribusi ECP bagi UKM dalam kinerja ekspor nasional dan patut diapresiasi. Ke depan, Kemendag berkomitmen terus memberikan fasilitasi untuk meningkatkan kapasitas serta daya saing melalui berbagai program, termasuk ECP untuk pelaku UKM dengan berkolaborasi bersama pemangku kepentingan lainnya,” ujar Didi dalam siaran resminya, dikutip Kompas.com, Kamis (9/12/2021).

Baca juga: Menkop UKM: Solo Technopark Bisa Jadi Silicon Valley Indonesia

Didi menuturkan, sesuai arahan Presiden Joko Widodo, Kemendag berkonsentrasi pada langkah strategis utama yaitu meningkatkan ekspor nonmigas dan terus membuka akses pasar prospektif, memperkuat peran perwakilan perdagangan di luar negeri, dan meningkatkan peran UKM dalam kegiatan ekspor nonmigas.

Kemendag juga turut mengapresiasi semangat peserta di 5 wilayah ECP dan seluruh pihak yang terlibat meskipun program digelar di tengah pandemi Covid-19.

“Sinergi seluruh pemangku kepentingan untuk mendorong pelaku UKM menembus pasar global cukup membanggakan. Diharapkan pelaku UKM dapat mempertahankan dan berupaya meningkatkan kinerjanya,” imbuh Didi.

Produk yang telah diekspor para peserta ECP antara lain serat kapuk, briket arang kelapa, gula kelapa, kerajinan kaca, komoditas kelapa, alas kaki (inner slipper), tas tangan Aceh, bubuk kakao,glassware/tableware, produk interior dari batu alam, damar batu, dan sabut kelapa.

Selanjutnya makanan ringan, rumput laut, furnitur, kerajinan, lidi sawit, cocopeat, buah salak, teak flooring, cengkeh, sepatu dan sandal, kopi, bulu mata, sayur segar, ikan beku, rempah-rempah, mi, parfum, fesyen, dan sebagainya.

Adapun negara yang menjadi tujuan ekspor diantaranya India, Rusia, Prancis, Vietnam, Inggris, Amerika Serikat, Mesir, Argentina, Angola, Belanda, Tiongkok, Taiwan, Malaysia, Belgia, Ghana, Italia, Kolombia, Kamboja, UEA, Pakistan, Kamboja, Korea Selatan, Brasil, Singapura, dan Yordania.

Selanjutnya Arab Saudi, Irak, Jepang, Australia, Hongkong, Kanada, Thailand, Jerman, Irak, Somalia, Bangladesh, Pakistan, dan sebagainya.

Perlu diketahui, ECP merupakan program pendampingan ekspor bagi para pelaku usaha dan bagian upaya Kemendag dalam meningkatkan peran UKM dalam kegiatan ekspor nonmigas.

Tahun ini, ECP telah dilaksanakan di 10 wilayah dengan peserta sebanyak 300 pelaku usaha.

Pelaku UKM mendapatkan pendampingan dari praktisi ekspor dan mendapatkan berbagai pengetahuan tentang prosedur ekspor, cara mengembangkan pasar, perbaikan bahan promosi, cara mencari pembeli potensial, dan strategi pengembangan produk.

Peserta juga dibekali cara negosiasi dan pembuatan kontrak dagang serta difasilitasi penjajakan bisnis oleh perwakilan perdagangan.

Sementara itu, Kepala Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Ekspor Indonesia Heryono Hadi Prasetyo mengatakan, penjajakan bisnis dapat terus ditindaklanjuti guna semakin menggenjot transaksi ekspor dan membantu para pelaku usaha untuk menembus pasar ekspor.

Pelaku usaha yang belum berkesempatan ekspor diharapkan tetap optimistis dan jeli melihat peluang ekspor,” imbuh Heryono.

Baca juga: Pelaku UMKM Ikut Program Kedai Kreatif Susu Kental Manis, Ini Manfaatnya

Peserta ECP juga diharapkan dapat menjadi pelaku usaha yang mampu beradaptasi dengan tren pemasaran yang saat ini banyak menggunakan teknologi digital/e-commerce.

Kemendag terus mengedukasi pelaku usaha mengenai perlunya transformasi ke pemasaran secara digital. Pelaku UKM diharapkan sudah mampu melakukan pemasaran melalui platform digital, termasuk di lokapasar internasional guna mendapatkan buyer potensial.

"Peserta ECP diharapkan dapat terus meningkatkan kapasitas dan daya saingnya sehingga semakin memberi kontribusi, baikbagi peningkatan perekonomian daerah maupun secara nasionalgunameningkatkan kesejahteraan segenap lapisan masyarakat,” pungkas Heryono.

Baca juga: Luhut Sebut 12 Provinsi Harus Jadi Contoh Pengembangan UMKM

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Whats New
Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Whats New
Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Whats New
Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Whats New
Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Whats New
Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Spend Smart
Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Whats New
Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Work Smart
Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Work Smart
Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Whats New
Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Whats New
HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

Rilis
Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Whats New
Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com