Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KKP Targetkan Jadi Produsen Unggulan Udang hingga Rumput Laut di Pasar Global

Kompas.com - 09/12/2021, 12:40 WIB
Fika Nurul Ulya,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menargetkan RI menjadi produsen unggulan untuk empat komoditas perikanan di pasar global, yakni udang, lobster, kepiting, dan rumput laut.

Plt Dirjen Pengelolaan Ruang Laut KKP, Pamuji Lestari mengatakan, ekspor empat komoditas tersebut harus dibarengi dengan budidaya yang tengah digalakkan KKP.

"Kita perlu mempertimbangkan budidaya berbasis ekspor pada empat komoditas unggulan di pasar global, yaitu udang, lobster, kepiting, dan rumput laut. Kita harus terdepan untuk komoditas unggulan tersebut," kata Pamuji Konferensi Nasional Pengelolaan Sumber Daya Laut, Pesisir, dan Pulau-pulau Kecil X, Kamis (9/12/2021).

Baca juga: KKP Diminta Tingkatkan KUR untuk Nelayan Tangkap

Pamuji menuturkan, budidaya berbasis ekspor bertujuan untuk memastikan ekologi tetap terjaga, namun penerimaan kepada negara tetap ada.

Menurut dia, keberlanjutan ekologi sangat penting guna memastikan ruang laut perairan pesisir dan pulau-pulau kecil yang dimanfaatkan untuk budidaya sebagi tempat memijah dan berkembang biak bagi komoditas yang dibudidayakan.

"Bagi saya, ekonomi tidak bisa jalan jika tidak didukung oleh ekologi yang baik, begitu juga sebaliknya. Ekologi dan ekonomi adalah dua sisi yang harus dijaga keseimbangan dan keselarasannya," ucap Pamuji.

Ia menjelaskan, budidaya berbasis ekspor merupakan salah satu dari 3 strategi yang dicanangkan KKP untuk meningkatkan kontribusi sektor perikanan.

Baca juga: KKP: Tidak Boleh Ada Lagi Perdagangan Koral Ilegal!

Strategi lainnya adalah penangkapan ikan yang terukur di setiap Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP), mengacu pada keberlanjutan ekonomi, peningkatan kesejahteraan nelayan, dan meningkatkan PNBP sebagai kontribusi peningkatan ekonomi kepada negara.

Kemudian, strategi selanjutnya adalah pembangunan kampung perikanan budidaya berbasis perairan lokal di perairan air tawar, payau, atau pesisir.

"Kampung budidaya ini untuk menjaga kepunahan komoditas yang bernilai ekonomis tinggi dengan tetap menjaga aspek totalitas baik yang bersifat asli maupun yang sudah beradaptasi untuk mengentaskan kemiskinan melalui peningkatan pendapatan pembudidaya ikan," pungkas Pamuji.

Sebagai informasi, budidaya berbasis ekspor dinilai mampu meningkatkan ekspor produk perikanan yang sudah naik belakangan ini.

Tercatat pada Januari–Oktober 2021, ekspor mencapai 4,56 miliar dollar AS. Angkanya naik 6,6 persen dibanding 4,28 miliar dollar AS periode yang sama tahun 2020.

Baca juga: KKP Sebut Negara Merugi Akibat Harga Patokan Ikan 10 Tahun Terakhir Tak Berubah

Berdasarkan komoditasnya, angka tersebut dihasilkan dari komoditas ekspor utama yakni udang sebesar 40 persen, diikuti tuna, cakalang, dan tongkol mencapai 13 persen.

Kemudian di posisi ketiga ada rajungan dan kepiting sebesar 11 persen, cumi, sotong, dan gurita urita sebesar 10 persen, serta rumput laut sebesar 6 persen.

Adapun negara tujuan ekspor utama adalah Amerika Serikat 45 persen, China 15 persen, Jepang 11 persen, ASEAN 9 persen, dan Uni Eropa 6 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Whats New
Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Whats New
Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Whats New
Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Whats New
Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Whats New
Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Whats New
Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Signifikansi 'Early Adopters' dan Upaya 'Crossing the Chasm' Koperasi Multi Pihak

Signifikansi "Early Adopters" dan Upaya "Crossing the Chasm" Koperasi Multi Pihak

Whats New
Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Whats New
Cara Gadai BPKB Motor di Pegadaian, Syarat, Bunga, dan Angsuran

Cara Gadai BPKB Motor di Pegadaian, Syarat, Bunga, dan Angsuran

Earn Smart
Harga Minyak Dunia Melonjak 3 Persen, Imbas Serangan Balasan Israel ke Iran

Harga Minyak Dunia Melonjak 3 Persen, Imbas Serangan Balasan Israel ke Iran

Whats New
Kembangkan Karier Pekerja, Bank Mandiri Raih Peringkat 1 Top Companies 2024 Versi LinkedIn

Kembangkan Karier Pekerja, Bank Mandiri Raih Peringkat 1 Top Companies 2024 Versi LinkedIn

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com