Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bangun Usaha Kerajinan Kulit, Rosyanah Raup Omzet Ratusan Juta Rupiah Per Bulan

Kompas.com - 09/12/2021, 13:28 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Produk kerajinan kulit masih digemari banyak masyarakat. Oleh karena itu, sejumlah pelaku usaha kerajinan kulit masih menikmati kucuran omzet dari bisnis tersebut.

Rosyanah (53 tahun) misalnya, pengusaha kerajinan kulit asal Jawa Barat, bisa maraup omzet ratusan juta per bulan. Omzet tersebut ia dapatkan setelah membangun usaha kerajinan kulit sejak 2002.

Perempuan kelahiran Ciamis 1968 ini merupakan pemilik usaha kerajinan kulit dengan akun instagram @etnixleather. Saat ini, Rosyanah merupakan salah satu pelaku UMKM binaan Pertamina.

Baca juga: Dulu Lahan Rawan Kebakaran, Kini Jadi Pertanian Nanas yang Bawa Cuan

Bisnis Rosyanah berawal dari kegemaran menjahit dan membuat pola tas. Pada 2002, Rosyanah memberanikan diri untuk membangun usahanya bersama suaminya.

Kerajinan kulit yang diproduksi mulai dari tas, dompet, jaket, dan sarung tangan. Harga produknya dijual mulai dari Rp 100.000 hingga Rp 500.000.

Seiring berkembangnya bisnis, pengrajin kulit usahanya tersebar hampir di seluruh Jawa Barat. Hal itu membuka lapangan pekerjaan sekaligus membantu mengurangi pengangguran. 

Terjadinya pandemi Covid-19 menjadi salah satu tantangan bagi kelangsungan usaha kerajinan kulit. Sebab produk tas, dompet, atau jaket kulit bukan lah kebutuhan primer manusia. Selain itu, pola belanja masyarakat pun berubah dari offline ke online.

Baca juga: Mencicipi Manisnya Usaha Olahan Cokelat Beromzet Rp 40 Juta Per Bulan

Namun Rosyanah tak berdiam diri. Ia tak ingin usaha yang dibangunnya sejak 2002 gulung tikar. Berbagai inovasi pun dilakukan, salah satunya dengan melakukan penjualan secara online dan bergabung jadi mitra binaan Pertamina.

“Menjadi Mitra Binaan Pertamina sangat berpengaruh pada usaha saya dan suami," ujar Rosyanah seperti dikutip Kompas.com dari siaran pers Pertamina, Jakarta, Kamis (9/12/2021).

Ia mendapatkan pinjaman modal dari Pertamina. Pinjaman itu menjadi tambahan modal usaha di masa pandemi. Selain itu, Rosyanah juga mendapat pelatihan manajemen dan dapat mengikuti pameran-pameran yang bekerja sama dengan Pertamina.

Baca juga: Mengecap Manisnya Budidaya Lebah Madu di Halaman Rumah

Kini Rosyanah dapat menjual produknya hingga 100-150 pcs per bulan dengan pengiriman sampai ke seluruh Indonesia. Omzet Rosyanah pun meningkat pesat dari Rp 50 juta - Rp 100 juta per bulan, menjadi Rp 100 juta - Rp 200 juta per bulan.

Berkat hal tersebut, Rosyanah bersyukur usahanya berkembang dan ikut memberdayakan masyarakat sekitar, sehingga dapat ikut mengurangi pengangguran.

Sementara itu, Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Barat Eko Kristiawan mengatakan, untuk dapat bertahan di masa pandemi, seluruh pengusaha harus tetap produktif dan terus berinovasi.

Pertamina kata dia, terus mengedukasi para mitra binaan untuk bergeser dari penjualan secara konvensional beralih ke penjualan secara online. Hal tersebut dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya penumpukan produksi.

“Melalui program kemitraan, Pertamina hadir sebagai energi bagi UMK, dan bersama-sama kita menggerakkan roda ekonomi masyarakat,” pungkas Eko.

Baca juga: Kisah Yanti Lidiati dan Ketulusannya Melatih Anak Punk

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Work Smart
Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

BrandzView
Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Whats New
Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Whats New
Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Whats New
Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Whats New
Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Whats New
Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Whats New
Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Whats New
Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Signifikansi 'Early Adopters' dan Upaya 'Crossing the Chasm' Koperasi Multi Pihak

Signifikansi "Early Adopters" dan Upaya "Crossing the Chasm" Koperasi Multi Pihak

Whats New
Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com