Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sederet Insiden Serius Proyek Kereta Cepat: Pipa Meledak hingga Tiang Pancang Roboh

Kompas.com - Diperbarui 10/12/2021, 04:33 WIB
Muhammad Idris

Penulis

Sempat disebut-sebut sebagai mata-mata, para pekerja proyek tersebut rupanya tengah melakukan pengetesan tanah. Setelah dilakukan pengecekan diketahui bahwa 5 WN China tersebut tidak mengantongi izin (clearance) dari TNI AU dan tidak dilengkapi identitas/paspor.

Dari hasil wawancara, diketahui 5 WN China tersebut merupakan karyawan PT Geo Central Mining (PT GCM) yang beralamat di Pantai Indah Kapuk, Bukit Golf, Jakarta Utara. PT GCM merupakan counterpart dari PT Wika (Wijaya Karya) selaku pelaksana proyek KCIC (Kereta Cepat Indonesia China). Sementara dua WNI tersebut merupakan karyawan lepas PT GCM.

Baca juga: Kritik Rachmat Gobel soal Kereta Cepat Jakarta-Bandung

4. Besi dicuri

Diketahui, ada 110 ton besi kereta cepat dicuri yang diduga melibatkan orang dalam.  PT KCIC juga buka suara terkait pencurian besi proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung di lokasi proyek DK0+600 Halim, Cipinang Melayu, Makasar, Jakarta Timur.

Besi proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung dicuri ratusan ribu Kg, tepatnya seberat 118 ton, yang terungkap pada 30 Oktober 2021.

Corporate Secretary KCIC Mirza Soraya menegaskan, konstruksi utama proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung dinyatakan aman meskipun telah terjadi pencurian 118 ton besi.

Hal ini dikarenakan besi-besi yang dicuri bukanlah bagian dari komponen konstruksi utama lintasan Kereta Cepat Jakarta-Bandung, melainkan besi untuk kebutuhan temporary support.

Baca juga: Rachmat Gobel Kritik Proyek Kereta Cepat karena Mengemis Duit APBN

Pencurian terhadap besi-besi untuk kebutuhan temporary support proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung itu dilakukan para pelaku pada dini hari dengan cara membobol pagar pembatas di kawasan konstruksi

“Konstruksi utama KCJB (Kereta Cepat Jakarta-Bandung) aman. Besi-besi yang dicuri adalah besi untuk keperluan temporary support seperti H-beam, scaffolding, dan sebagainya. Bukan besi tulangan yang dipakai pada konstruksi lintasan atau stasiun,” ujarnya dalam keterangan resmi.

5. Protes warga

Dampak dari pembangunan mega proyek nasional kereta cepat di Kampung Tegalnangklak, Desa Bunder, Kecamatan Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta tak hanya berdampak pada lingkungan, kini tembok-tembok rumah warga mulai retak.

Dikutip dari Tribunnews, pemukiman warga Tegalnangklak terletak sangat dekat dengan lokasi pembangunan kereta cepat, bahkan lokasi pemukiman berada dibawa tebing curam sehingga rawan longsor.

Baca juga: Naik Kereta Cepat Tak Sampai Kota Bandung, Harus Ganti Kereta Lagi

Warga sekitar menyebut, getaran mesin diesel hammer yang memasang tiang pancang (paku bumi) dalam pengerjaan proyek tersebut kerap menimbulkan retakan pada tembok rumah.

Sementara itu di Bandung Barat, akses warga di beberapa lokasi tertutup akibat pengerjaan proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung.

Warga menyebut, proyek itu bukan saja menutup akses jalan menuju rumahnya tapi juga merusak sumber air bersih, membuat dinding retak, dan atap rumah akibat getaran pengeboran.

Beberapa warga terpaksa mengungsi dengan mengontak rumah di lokasi yang lebih aman dan mudah diakses. Pasalnya, setiap dia mengadukan kondisi rumahnya kepada pelaksana proyek selalu tak ditanggapi.

Baca juga: Indonesia Menanggung Utang dari Proyek Kereta Cepat, Berapa Triliun?

6. Jalan ambles

Penurunan tanah yang mengakibatkan area di eks jalan nasional, Desa Sumur Bandung, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat, ambles, Senin (31/5). Kejadian penurunan tanah ini berada di area jalan yang sudah tidak dipergunakan lagi.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com