Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IHSG Diproyeksi Bergerak di Level 6.394 hingga 6.687 Bulan Ini

Kompas.com - 10/12/2021, 06:59 WIB
Kiki Safitri,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Setelah IHSG sempat mencapai level tertingginya di 6.754 pada perdagangan di bulan November, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 0,9 persen secara bulanan.

Pelemahan ini tidak lepas dari perkembangan Covid-19 varian Omicron yang mulai menyebar di berbagai negara sejak akhir bulan November lalu.

Untuk bulan Desember, Mirae Asset Sekuritas Indonesia memproyeksikan IHSG akan bergerak di rentang terbatas.

Baca juga: [POPULER MONEY] Tiang Kereta Cepat Ambruk | Aturan Perjalanan Darat Selama Natal dan Tahun Baru

“Ketidakpastian mengenai pemulihan ekonomi pasca penyebaran varian Omicron diperkirakan akan membebani pergerakan IHSG di bulan ini. Secara teknikal, IHSG diperkirakan akan bergerak di rentang 6.394 hingga 6.687,” kata Martha Christina, Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia dalam siaran pers, Kamis (9/12/2021).

Martha bilang, rencana Federal Reserve untuk mempercepat penyelesaian tapering dan proyeksi penaikan Fed Rate (suku bunga Federal Reserve) juga menjadi katalis negatif bagi IHSG.

Dengan harapan akan terjadinya window dressing di akhir tahun beberapa saham-saham kapitalisasi besar di sektor perbankan, industri, dan infrastruktur dapat menjadi pilihan.

Beberapa saham yang patut dicermati pada bulan ini yaitu lain BBCA, BBRI, BMRI, BBNI, ASII, UNTR, TLKM, EXCL, dan ISAT.

“Pilihan tersebut mengkombinasikan saham-saham yang defensif seperti sektor telekomunikasi dan sektor yang sensitif terhadap pertumbuhan ekonomi, seperti perbankan dan industri,” jelas Martha.

Baca juga: Kompas.com Mencari 100 Orang untuk Squad Video, Kamu Orangnya?

Di sisi lain, Martha menilai fundamental makroekonomi domestik masih tetap kuat.

Bahkan lembaga pemeringkat global Fitch Ratings kembali mempertahankan Sovereign Credit Rating Indonesia pada peringkat BBB (investment grade) dengan outlook stabil.

Nafan Aji Gusta, Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia menjelaskan, membaiknya permintaan domestik ini menyebabkan tingkat inflasi Indonesia berada pada posisi relatif stabil dan terkendali.

Realisasi inflasi dan inflasi inti per November 2021 menjadi 1,75 persen dan 1,44 persen secara tahunan (year-over-year), naik dari 1,66 persen dan 1,33 persen yoy pada Oktober 2021 lalu.

Di sisi lain, Indeks Keyakinan Konsumen per November 2021 semakin berada di level optimistis pada angka 118,5.

Baca juga: 10 Perusahaan Raksasa yang Merintis Bisnis dari Garasi

“Angka tersebut merefleksikan terjadinya peningkatan aktivitas ekonomi dan penghasilan masyarakat secara signifikan,” ungkap Nafan.

Bank Indonesia melaporkan, cadangan devisa Indonesia per November 2021 mencapai 145,9 miliar dollar AS, naik 40 miliar dollar AS dibandingkan cadangan devisa bulan Oktober lalu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com