Kenaikan cadangan devisa ini menjadi landasan kuat untuk menjaga stabilitas makroekonomi, sistem keuangan, serta mendukung upaya pemulihan ekonomi nasional secara berkelanjutan.
Seiring meningkatnya permintaan dari negara-negara mitra dagang utama dan kenaikan harga komoditas dunia, pada kuartal III 2021 Indonesia juga berhasil mencatatkan surplus neraca pembayaran sebesar 10,69 miliar dollar AS setelah sebelumnya pada kuartal II 2021 mengalami defisit sebesar 450 juta dollar AS.
Secara global, pemulihan ekonomi masih berlanjut seiring dengan ekspansifnya kinerja PMI Manufaktur Global selama 17 bulan berturut-turut dengan angka indeks 54,1 per November 2021.
Baca juga: 8 Daerah Penghasil Susu Sapi Terbesar di Indonesia
Indonesia juga mencatatkan kinerja PMI Manufaktur yang ekspansif per November 2021 ini pada angka 53,9, meski turun dari angka sebelumnya 57,2.
Angka tersebut masih lebih tinggi dibandingkan kinerja PMI Manufaktur negara-negara anggota ASEAN lainnya.
Hal ini menandakan bahwa aktivitas perekonomian domestik masih berjalan dengan baik seiring dengan pelonggaran kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
Secara umum, pemulihan ekonomi Indonesia diproyeksikan semakin progresif menyongsong era normalisasi perekonomian global pada 2022.
Kementerian Keuangan memproyeksikan outlook pertumbuhan ekonomi sepanjang 2021 akan berkisar pada 3,5 persen hingga 4 persen.
Baca juga: Sederet Insiden Serius Proyek Kereta Cepat: Pipa Meledak hingga Tiang Pancang Roboh
Sementara itu, pemerintah, Bank Indonesia, dan Badan Anggaran DPR RI menyepakati pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2022 sebesar 5,2 persen.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.