JAKARTA, KOMPAS.com - Kereta Cepat Jakarta Bandung terus menuai polemik. Baru- baru ini, ada insiden tiang pancang yang roboh karena kesalahan kontraktor pembangunan.
Proyek ini sendiri sebenarnya sudah menuai kritik sejak perencanaan. Kritik semakin meluas setelah Presiden Joko Widodo (Jokowi) menggelontorkan duit APBN Rp 4,3 triliun untuk mendanai proyek kerja sam yang sebagian besar didanai utang dari China tersebut.
Banyak masyarakat yang kecewa dengan janji Presiden Jokowi yang sebelumnya berikrar tidak akan menggunakan uang rakyat sepeser pun. Proyek tersebut juga sebelumnya diklaim tidak akan dijamin pemerintah.
Selain pendanaan lewat APBN, kritik lainnya yakni terkait jarak Jakarta-Bandung yang relatif dekat, hanya sekitar 150 kilometer, sehingga dinilai akan membuat kecepatan kereta cepat kurang maksimal.
Baca juga: Sederet Insiden Serius Proyek Kereta Cepat: Pipa Meledak hingga Tiang Pancang Roboh
Belum lagi, transportasi Jakarta dan Bandung selama ini sudah dianggap baik dengan keberadaan Tol Cipularang serta KA Argo Parahyangan.
Seperti diketahui, meski bernama Kereta Cepat Jakarta Bandung, kereta ini sejatinya tak menghubungkan Kota Jakarta dengan Kota Bandung. Ini karena lokasi stasiun kereta berada di Tegalluar yang masuk Kabupaten Bandung, dan Stasiun Padalarang yang merupakan wilayah Kabupaten Bandung Barat.
Baik Padalarang maupun Tegalluar, merupakan wilayah pinggiran atau daerah penyangga Kota Bandung. Untuk menuju pusat Kota Bandung dari kedua wilayah tersebut, setidaknya dibutuhkan waktu sekitar 30-45 menit, itu pun jika jalanan lenggang alias tanpa macet. Jika jalanan macet, tentulah membutuhkan waktu lebih lama.
Direktur Utama PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Dwiyana Slamet Riyadi mengungkapkan, bagi penumpang kereta cepat tujuan akhir Kota Bandung, diharapkan turun di Stasiun Padalarang, dan melanjutkan perjalanan dengan moda transportasi lain.
Baca juga: Sebagai Negara Maju, Kenapa AS Enggan Mengembangkan Kereta Cepat?
Dwiyana menyebut, KCIC bersama dengan PT KAI akan menyediakan kereta diesel untuk mengangkut penumpang dari Stasiun Padalarang menuju Stasiun Cimahi dan Stasiun Bandung.
Dengan kata lain, penumpang juga harus berjalan kaki untuk berpindah dari stasiun kereta cepat menuju stasiun milik KAI yang lokasinya berada di sebelah Timur.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.