Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IMF Ingatkan Ancaman Ketidakpastian Ekonomi akibat Varian Omicron

Kompas.com - 10/12/2021, 13:03 WIB
Ade Miranti Karunia,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

DENPASAR, KOMPAS.com - Deputi Utama Managing Director Dana Moneter Internasional (IMF) Geoffrey Okamoto mengungkapkan, krisis pandemi Covid-19 yang selama ini dialami seluruh negara tentunya akan membekas disertai menimbulkan "luka memar" (scarring effect) yang berpotensi mengganggu proses pemulihan ekonomi secara global ke depannya.

Ditambah lagi, kemunculan virus Covid-19 varian Omicron akan menjadi ancaman terbaru ketidakpastian.

Baca juga: Menko Airlangga: Kemunculan Varian Omicron Bukti Akses Vaksin di Dunia Tak Merata

Ia mengingatkan kepada seluruh negara untuk mewaspadai varian Omicron agar tak menggangu proses pemulihan di berbagai negara.

"Varian Omicron meningkatkan ketidakpastian. Ini dapat muncul dan membebani aktivitas ekonomi di masa depan juga," ujar Okamoto dalam pertemuan tingkat Deputi Keuangan dan Bank Sentral/Finance and Central Bank Deputies Meeting (FCBD) di Nusa Dua, Bali, Jumat (10/12/2021).

"Krisis (Covid-19) kemungkinan akan memiliki bekas luka yang bertahan lama pada ekonomi dan beri tekanan pada kelompok rentan," sambung dia.

Okamoto optimistis ekonomi negara yang tergabung dalam G20 dapat kembali pulih dan meningkat di tahun mendatang. IMF berkomitmen untuk membantu negara-negara mengatasi dampak pandemi Covid-19, melalui kombinasi kebijakan, bantuan asistensi, hingga pendanaan.

Malah dia menilai, sejumlah negara berkembang yang tergabung dalam G20 telah mengalami perkembangan yang signfikan. Karena negara berkembang tersebut mulai memiliki pondasi yang lebih kuat selama menghadapi krisis akibat pandemi.

Baca juga: Cegah Omicron, AP I Perketat Pintu Masuk Internasional di Bandara Bali dan Manado

Selain itu, kalibrasi kebijakan bersama secara tepat dapat megatasi dampak berkepanjangan atau scarring effect akibat pandemi Covid-19 dan mendukung pemulihan ekonomi secara bersama.

Dengan momentum Presidensi G20, menurut dia, dapat dimanfaatkan untuk merumuskan kebijakan mendukung pemulihan sekaligus keluar dari krisis pandemi.

"Saya pikir ada banyak optimisme, dengan saran kebijakan yang tepat datang dari IMF, dan rumusan kebijakan bersama, itu sebabnya IMF terlibat dengan negara-negara anggota G20 dan di negara-negara untuk benar-benar menemukan di mana pendekatan kebijakan dibutuhkan," tutur Okamoto.

Sebelumnya, dalam ajang yang sama, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pandemi yang berkepanjangan akan menimbulkan scarring effect.

Exit strategy yang tepat dan upaya mengatasi masalah scarring effect menjadi prasyarat pemulihan yang berkelanjutan.

Baca juga: Cegah Omicron, AP I Perketat Pintu Masuk Internasional di Bandara Bali dan Manado

Oleh sebab itu, agenda utama Presidensi G20 Indonesia sebagaimana arahan Presiden Joko Widodo mengerucut pada tiga bidang yaitu kesehatan yang inklusif, transformasi digital dan transisi energi.

Selain mewujudkan vaksinasi yang merata, Presidensi G20 Indonesia diharapkan sukses dalam mempercepat digitalisasi dan mengarahkan koordinasi kebijakan global terkait pembiayaan perubahan iklim.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Akankah Relaksasi HET Beras Premium Tetap Diperpanjang?

Akankah Relaksasi HET Beras Premium Tetap Diperpanjang?

Whats New
Proyek Perluasan Stasiun Tanah Abang Mulai Dibangun Mei 2024

Proyek Perluasan Stasiun Tanah Abang Mulai Dibangun Mei 2024

Whats New
Freeport Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda di Papua, Indef Sarankan Ini

Freeport Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda di Papua, Indef Sarankan Ini

Whats New
Obligasi atau Emas, Pilih Mana?

Obligasi atau Emas, Pilih Mana?

Work Smart
Tiru India dan Thailand, Pemerintah Bakal Beri Insentif ke Apple jika Bangun Pabrik di RI

Tiru India dan Thailand, Pemerintah Bakal Beri Insentif ke Apple jika Bangun Pabrik di RI

Whats New
KB Bank Sukses Pertahankan Peringkat Nasional dari Fitch Ratings di Level AAA dengan Outlook Stabil

KB Bank Sukses Pertahankan Peringkat Nasional dari Fitch Ratings di Level AAA dengan Outlook Stabil

BrandzView
Harga Acuan Penjualan Gula Naik Jadi Rp 17.500 Per Kilogram

Harga Acuan Penjualan Gula Naik Jadi Rp 17.500 Per Kilogram

Whats New
Pertama di Asia, Hong Kong Setujui ETF Bitcoin

Pertama di Asia, Hong Kong Setujui ETF Bitcoin

Whats New
Sebanyak 109.105 Kendaraan Melintasi Tol Solo-Yogyakarta Saat Mudik Lebaran 2024

Sebanyak 109.105 Kendaraan Melintasi Tol Solo-Yogyakarta Saat Mudik Lebaran 2024

Whats New
HUT Ke-63, Bank DKI Sebut Bakal Terus Dukung Pembangunan Jakarta

HUT Ke-63, Bank DKI Sebut Bakal Terus Dukung Pembangunan Jakarta

Whats New
Daftar 17 Entitas Investasi Ilegal Baru yang Diblokir Satgas Pasti

Daftar 17 Entitas Investasi Ilegal Baru yang Diblokir Satgas Pasti

Whats New
BI Banten Distribusikan Uang Layak Edar Rp 3,88 Triliun Selama Ramadhan 2024, Pecahan Rp 2.000 Paling Diminati

BI Banten Distribusikan Uang Layak Edar Rp 3,88 Triliun Selama Ramadhan 2024, Pecahan Rp 2.000 Paling Diminati

Whats New
Satgas Pasti Blokir 537 Pinjol Ilegal dan 48 Penawaran Pinpri

Satgas Pasti Blokir 537 Pinjol Ilegal dan 48 Penawaran Pinpri

Whats New
Luhut: Apple Tertarik Investasi Kembangkan AI di IKN, Bali, dan Solo

Luhut: Apple Tertarik Investasi Kembangkan AI di IKN, Bali, dan Solo

Whats New
Dollar AS Melemah, Kurs Rupiah Masih Bertengger di Rp 16.100

Dollar AS Melemah, Kurs Rupiah Masih Bertengger di Rp 16.100

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com