Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPR Tumbuh Pesat, BTN: Mudah-mudahan Pertumbuhan Kredit Capai 6,5 Persen

Kompas.com - 11/12/2021, 10:01 WIB
Rully R. Ramli,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk memproyeksikan penyaluran kredit perseroan dapat tumbuh hingga kisaran 6,5 persen secara tahunan (year on year/yoy) pada akhir 2021.

Wakil Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu mengatakan, proyeksi itu dipatok perseroan, seiring dengan pesatnya pertumbuhan segmen kredit pemilikan rumah (KPR).

"Pertumbuhan kredit sampai hari ini sekitar 6 persen. Mudah-mudahan (tumbuh) 6,5 persen sampai akhir tahun," kata dia di Jakarta, Jumat (10/12/2021).

Lebih lanjut Nixon menyebutkan, KPR subsidi masih menjadi salah satu segmen kredit yang mengalami pertumbuhan paling pesat, yakni di kisaran 10 persen secara tahunan.

Baca juga: Member SiCepat Ekspres Bisa Dapat Pinjaman Modal hingga Rp 50 Juta, Begini Caranya

Selain itu, BTN juga mencatat penyaluran kredit untuk hunian dengan rentang harga Rp 200 juta hingga Rp 600 juta tumbuh tinggi, bahkan mencapai double digit.

"Kalau kita lihat demand-nya sendiri, sebulan terakhir saya keliling, bertemu beberapa developer, terutama size Rp 200 juta sampai Rp 600 juta, itu masih growth," tutur Nixon.

Namun demikian, penyaluran kredit komersial BTN tercatat masih tumbuh negatif hingga Oktober 2021.

Nixon menjelaskan, kontraksi itu selaras dengan langkah para pengembang yang memutuskan untuk tidak menarik kredit baru, sebab tengah fokus memasarkan stok hunian yang ada.

"Memang developer sebagian, yang middle ke bawah, masih menyelesaikan stok yang ada. Jadi dia enggak tarik kredit untuk ekspansi berikutnya," ucap dia.

Baca juga: Penumpang Kereta Cepat ke Bandung Dioper di Padalarang, Ini Total Waktu Tempuhnya

Sebelumnya Direktur Consumer and Commercial Lending BTN Hirwandi Gafar mengatakan, hingga Oktober 2021 kredit perseroan tumbuh sebesar 6 persen secara tahunan.

"Pertumbuhan yang cenderung stabil pada tahun ini didukung oleh faktor eksternal maupun internal," kata dia.

Hirwandi meyakini, tahun depan permintaan perumahan akan tetap tumbuh, tercermin dari tren saat ini terhadap permintaan rumah yang berfokus pada hunian kecil, urban area, area infrastruktur, dan kemudahan kepemilikan bagi WNA.

Selain itu, permintaan sektor perumahan diproyeksi tetap tumbuh selaras dengan tren pemulihan ekonomi yang akan berlanjut pada tahun depan.

"Dengan menimbang faktor-faktor di atas, maka pada tahun 2022, kami proyeksikan pembiayaan perumahan dapat tumbuh di atas pertumbuhan tahun 2021 yang bertumpu pada pertumbuhan KPR subsidi maupun non subsidi," ucapnya.

Baca juga: Hati-hati Ada Hoaks Rekrutmen BNI, Cermati Modusnya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Terinspirasi Langkah Indonesia, Like-Minded Countries Suarakan Penundaan dan Perubahan Kebijakan EUDR

Terinspirasi Langkah Indonesia, Like-Minded Countries Suarakan Penundaan dan Perubahan Kebijakan EUDR

Whats New
Manfaat Rawat Inap Jadi Primadona Konsumen AXA Financial Indonesia

Manfaat Rawat Inap Jadi Primadona Konsumen AXA Financial Indonesia

Whats New
Kemenko Marves: Prabowo-Gibran Bakal Lanjutkan Proyek Kereta Cepat sampai Surabaya

Kemenko Marves: Prabowo-Gibran Bakal Lanjutkan Proyek Kereta Cepat sampai Surabaya

Whats New
Layani Angkutan Lebaran Perdana, Kereta Cepat Whoosh Angkut 222.309 Penumpang

Layani Angkutan Lebaran Perdana, Kereta Cepat Whoosh Angkut 222.309 Penumpang

Whats New
Laba Unilever Naik 3,1 Persen Menjadi Rp 1.4 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Unilever Naik 3,1 Persen Menjadi Rp 1.4 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
IHSG Diprediksi Menguat Hari Ini, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Diprediksi Menguat Hari Ini, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Imbal Hasil Obligasi Meningkat, Wall Street Ditutup Bervariasi

Imbal Hasil Obligasi Meningkat, Wall Street Ditutup Bervariasi

Whats New
Simak 5 Tips Raih 'Cuan' dari Bisnis Tambahan

Simak 5 Tips Raih "Cuan" dari Bisnis Tambahan

Whats New
Unilever Ungkap Dampak Boikot Produk pada Keberlangsungan Bisnis

Unilever Ungkap Dampak Boikot Produk pada Keberlangsungan Bisnis

Whats New
Daftar 7 Mata Uang Eropa dengan Nilai Tukar Terkuat

Daftar 7 Mata Uang Eropa dengan Nilai Tukar Terkuat

Whats New
Tingkatkan Layanan, Shopee Luncurkan Program Garansi Tepat Waktu

Tingkatkan Layanan, Shopee Luncurkan Program Garansi Tepat Waktu

Whats New
Kurs Mata Uang Vietnam ke Rupiah Sekarang

Kurs Mata Uang Vietnam ke Rupiah Sekarang

Whats New
[POPULER MONEY] Kata DHL soal Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta | Tesla Bakal PHK 2.688 Karyawan

[POPULER MONEY] Kata DHL soal Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta | Tesla Bakal PHK 2.688 Karyawan

Whats New
Cara Transfer BNI ke ShopeePay lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke ShopeePay lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Cara Beli Tiket PLN Mobile Proliga 2024 lewat HP

Cara Beli Tiket PLN Mobile Proliga 2024 lewat HP

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com