Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertumbuhan Ekonomi 2022 Dinilai Akan Lebih Baik, Apa Saja Tantangannya?

Kompas.com - 12/12/2021, 09:00 WIB
Kiki Safitri,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Saat ini, pemulihan ekonomi global tengah berlangsung seiring dengan tren penurunan kasus Covid-19, percepatan vaksinasi dan komitmen pemerintah menekan laju penyebaran varian baru Covid-19.

Kondisi tersebut dinilai dapat mengeluarkan Indonesia dari resesi, dan mendorong iklim investasi tanah air.

Direktur PT Indo Premier Sekuritas, Alex Widi Kristiono mengatakan, harapan baru bagi para investor pasar modal Indonesia, dan inisiatif pemulihan ekonomi domestik yang terus digerakkan melalui kebijakan pemerintah untuk menstimulus pertumbuhan ekonomi akan mendorong optimisme pasar.

Baca juga: Pangkas Proyeksi, OECD Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2021 Hanya 3,3 Persen

"Pertumbuhan ekonomi kuartal III tahun 2021 pun mencapai 3,51 persen (yoy) dan terus membaik dari kondisi sebelumnya, hingga pada akhirnya mengeluarkan kita dari resesi yang tentunya menjadi optimisme baru dalam berinvestasi," ujar Alex melalui siaran pers, Jumat (10/12/2021).

Alex mengungkapkan, perkembangan positif ekonomi Indonesia juga berdampak pada sektor pasar modal yang tahun ini telah berkontribusi kurang lebih sebesar Rp 1.200 triliun untuk pembangunan ekonomi.

Hal tersebut dapat terlihat dari peningkatan signifikan terutama di investor retail, baik dalam jumlah investor baru maupun nilai transaksi yang ada di Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak tahun lalu.

Berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), saat ini jumlah investor pasar modal sudah mencapai lebih dari 6,7 juta orang, dimana lebih dari 3 juta orang (45,7 persen) merupakan investor saham atau melonjak hampir 200 persen sejak sebelum pandemi Covid-19 masuk ke Indonesia.

Baca juga: Apindo Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi RI 4-5 Persen di 2022

Begitu juga dengan rata-rata nilai transaksi perdagangan yang ada di Bursa Efek Indonesia, dimana per Oktober 2021 telah mencapai Rp 13,5 triliun atau meningkat hampir 50 persen dari tahun sebelumnya sebesar Rp 9,2 triliun.

"Hal ini menunjukkan, upaya pemerintah dalam menanggulangi pandemi Covid-19 telah berhasil mengembalikan, bahkan meningkatkan minat masyarakat Indonesia dalam berinvestasi. Dengan membawa optimisme tersebut,” ungkap Alex.

Ekonom Bank Permata, Josua Pardede menjelaskan, di tahun 2022, ada optimisme pertumbuhan ekonomi yang lebih baik dari 2021, walaupun masih ada tantangan yang masih akan terus dihadapi.

“Salah satu tantangan yang akan dihadapi adalah normalisasi kebijakan moneter dari bank sentral global seiring dengan pemulihan negara-negara maju yang cenderung lebih cepat dibandingkan negara-negara berkembang,” jelas Josua.

Baca juga: Bank Mandiri Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal IV Capai 5,04 Persen

Dari sisi domestik, pada kuartal III pertumbuhan Indonesia sudah mengalami normalisasi. Namun, pada saat yang bersamaan memang masih menghadapi varian Delta, sehingga konsumsi rumah tangga kembali merosot dan investasi pun juga cenderung melambat.

Menariknya, ekspor memperlihatkan pertumbuhan yang cukup baik yang didukung tren komoditas.

“Dari sisi pertumbuhan ekonomi, kami mencermati arah pertumbuhan ekonomi kita tahun depan akan lebih terakselerasi, tetapi ada beberapa tantangan, sehingga pertumbuhan ekonomi Indonesia akan ada di kisaran 4,5-4,9 persen. Pemulihan akan lebih meningkat, tapi ada challenge yang harus dihadapi,” ujar dia.

Tenaga Ahli Menteri Keuangan Bidang Keuangan Syariah dan Keuangan, Kementerian Keuangan RI Halim Alamsyah mengungkapkan, pemerintah optimistis dalam menyongsong ekonomi di tahun depan paska dampak varian Delta.

Halim mengungkapkan, dari sisi industri PMI manufaktur, Indonesia kembali mencatat rekor tertinggi pada level 57,2 pada November lalu dan tetap pada zona ekspansi.

Baca juga: Dibayangi Ketidakpastian, Pertumbuhan Ekonomi RI Diprediksi Tembus 5 Persen di 2022

Tingkat konsumsi listrik, khususnya untuk kelompok bisnis dan industri pada November 2021 juga tumbuh dengan stabil. Bahkan, konsumsi listrik industri terus menunjukkan pertumbuhan double digit.

"Dengan kondisi ekonomi kita dewasa ini, kami yakin ekspansi pertumbuhan ekonomi kita semakin menguat dalam beberapa saat ke depan, meskipun masih ada ketidakpastian akibat adanya penyebaran varian baru Covid-19. Kita yakin ekonomi kita akan tumbuh," jelas Halim.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com